Sriwijayamedia.com- Ketua Forum Puskesmas Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) Muherli akhirnya angkat bicara terkait tudingan dirinya disebut mengkoordinir pungutan secara kolektif di seluruh puskesmas atas arahan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) OKI Iwan Setiawan.
“Semua pernyataan itu fitnah dan tidak benar. Pernyataan tendensius itu kemungkinan dilontarkan tidak terlepas dari persoalan pribadi yang kemudian dihubungkan dengan kegiatan kedinasan,” bantah Muherli, Senin (29/1/2024).
Lebih-lebih ada arahan untuk mengumpulkan sejumlah dana secara kolektif atas permintaan Kepala Dinkes. Bahwa semua itu tidak benar.
“Bagaimana mungkin saya disebut sebagai koordinator pengumpul dana dari rekan-rekan puskesmas. Isu negatif yang dituduhkan itu tidak pernah terjadi sama sekali,” tuturnya.
Menurut dia, berbagai urusan dinas seperti sosialisasi atau kegiatan pelayanan kesehatan lainnya telah dianggarkan tersendiri oleh Dinkes, termasuk anggaran bagi tiap puskesmas,
“Secara logika, sangat konyol sekali jika ada pungutan yang dituduhkan. Pun masing-masing puskesmas memiliki anggaran sendiri,” jelasnya.
Dia menilai tudingan tersebut sangat menganggu kinerjanya sehari-hari.
“Rekan-rekan mengeluhkan hal sama. Mereka mendesak harus ada klarifikasi agar fitnah yang menyebar tidak diyakini sebagai fakta sebenarnya,” paparnya.
Terkait adanya pertemuan dengan 13 dari 33 kepala puskesmas yang dituding sebagai kelompok tertentu.
Dia menggarisbawahi bahwa 13 kepala puskesmas itu sengaja dipanggil Kepala Dinkes untuk berkoordinasi perihal penanganan demam berdarah.
Para kepala puskesmas dikumpulkan dianggap sudah berpengalaman menekan angka kasus demam berdarah di wilayah masing-masing.
“Tidak efektif jika seluruh kepala puskesmas diminta hadir. Mengingat jarak tempuh dan biaya serta prinsip prioritas penanganan yang didahulukan guna menekan dan meminimalisir penyebaran kasus DBD meluas. Cukup dibekali mitigasi pencegahan demam berdarah bagi wilayah yang belum terkena dampak kasus demam berdarah. Jadi kepala puskesmas yang dipanggil bukan dipilih untuk bersekutu atau semacamnya,” urainya.
Setali tiga uang, Kepala Puskesmas Muara Batun Susanti didampingi Kepala Puskesmas Mesuji Makmur Siti Muntowiyah mengungkapkan bahwa isu penggalangan dana tersebut sebaiknya disertai bukti pendukung. Terlebih atas permintaan Kepala Dinkes.
“Sebagai kepala puskesmas sejak tahun 2019, tidak pernah sekalipun ada permintaan seperti yang dituduhkan, baik secara langsung ataupun tidak langsung. Itu fitnah paling keji,” beber Santi.
Kepala Puskesmas Penanggoan Duren Rista nadia mengaku hubungan sesama kepala puskesmas dirasa terbilang solid.
“Hubungan kerja yang selama ini justru terjalin semakin kompak setelah forum kepala puskesmas terbentuk sejak 2020 lalu,” akunya.
Menyikapi isu tersebut, Kepala Dinkes OKI H Iwan Setiawan memaklumi bila sejumlah kepala puskesmas bereaksi keras atas berbagai tudingan yang mencuat ke permukaan.
Dia menyebut seperti tokoh pewayangan sengkuni dengan sifat tidak terpuji itu merupakan bagian dinamika dalam organisasi.
“Hal biasa terjadi dalam sebuah institusi seperti dinas ini, dimana terdapat beberapa watak yang berseberangan. Disinilah sikap sebagai pimpinan diuji untuk tetap bijaksana melewatinya tanpa kegaduhan. Walaupun sesungguhnya berbagai tuduhan tidak perlu terjadi di ruang publik bila masing-masing saling introspeksi diri,” imbuhnya.(jay)