Sriwijayamedia.com – Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Setda Sumsel Drs H Edward Candra, MH., membuka secara resmi rapat koordinasi (rakor) kinerja penyuluh pertanian dalam mendukung 5 program Pj Gubernur Sumsel.
Selain itu, Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, dan Holtikultura (DPTPH) Sumsel juga melaksanakan penandatanganan nota kesepahaman survei investigasi desain optimalisasi lahan rawa tahun 2024 dengan Universitas Sriwijaya (Unsri), di auditorium Graha Bina Praja Kantor Gubernur Sumsel, Selasa (30/1/2024).
“Ini momen sangat penting untuk Pj Gubernur Sumsel untuk bersilaturahmi dengan penyuluh dan para penggiat pertanian. Ini menjadi kebanggaan karena sebagian besar dari program prioritas pemprov ditopang dari sektor pertanian, terutama ujung tombaknya adalah para penyuluh pertanian,” tutur Asisten I bidang Pemerintahan dan Kesra Setda Sumsel Drs H Edward Candra, MH.
Menurut dia, alih fungsi lahan merupakan tantangan dalam sektor pertanian yang terjadi di seluruh kabupaten/kota.
Dari luasan 3,36 juta hektar lahan sawah di Sumsel memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai lahan pertanian.
“Alhamdulillah hari ini telah ditandatangani Memorandum of Understanding (MoU) pemanfaatan lahan rawa seluas 98.400 hektar di 5 kabupaten yakni OKI, Banyuasin, OKU Timur, Ogan Ilir, dan Muara Enim,” paparnya.
Dia berharap melalui penandatanganan MoU ini pengembangan infrastruktur lahan rawa di Sumsel dapat di susun secara lebih efektif dan efisien.
Selain itu juga dukungan berupa mekanisasi pertanian, penyediaan sarana produksi, introduksi teknologi adaktif, serta peningkatan kemampuan petani dan kelembagaan petani melalui pembinaan intensif dari penyuluh pertanian.
Sementara itu, Kepala DPTPH Sumsel Dr Ir H R Bambang Pramono, M.Si., menambahkan jalinan kerja sama dengan Unsri terkait pembuatan survei investigasi desain optimalisasi lahan.
“Kenapa kita memilih Unsri, karena Unsri memiliki tenaga teknis yang terampil, baik dari fakultas teknik dan fakultas pertanian,” katanya.
Bahkan sebelumnya pada tahun 2021 pernah bekerja sama dengan Unsri, dan tiga universitas, seperti Andalas, IPB, dan Brawijaya.
“Sejak tahun 2000, Pemprov Sumsel mengangkat hampir 2.000 tenaga penyuluh. Tenaga penyuluh di Sumsel masih sangat kurang karena jumlah desa di Sumsel capai 3.259 desa,” jelasnya. (ton)