Beri Pemahaman tentang Syariah, Ini Dilakukan KNEKS

KNEKS mengadakan penganugerahan sekolah pelopor ekonomi syariah, literasi ekonomi syariah di Aula SMAN Palembang, Jum'at (17/11/2023)/sriwijayamedia.com-ton

Sriwijayamedia.com- Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) mengadakan penganugerahan sekolah pelopor ekonomi syariah, literasi ekonomi syariah di pendidikan menengah dan penetapan sekolah pelopor ekonomi syariah Provinsi Sumsel, di Aula SMAN Palembang, Jum’at (17/11/2023).

“Tren industri halal semakin berkembang di Indonesia sebagai bukti arus perekonomian baru yang mendorong pertumbuhan ekonomi global, dan munculnya tren ini karena tingginya permintaan produk halal dari masyarakat muslim,” ujar Staf Ahli Gubernur Sumsel Bidang Pemerintahan, Politik, dan Hukum Setda Sumsel Drs Koimudin, SH., M.Si.

Menurut dia, Indonesia berpotensi besar menjadi penyedia SDM dengan jumlah muslim terbanyak di dunia. Oleh karena itu, kompetensi SDM di Indonesia perlu ditingkatkan.

Pemprov Sumsel sangat menyadari pentingnya menciptakan SDM berkualitas. Untuk itu, Gubernur Sumsel sangat mengapresiasi dan mendukung kegiatan ini.

“Ini cikal bakal kegiatan pengenalan ekonomi syariah pada peserta didik sehingga nantinya siap berkompetisi menghadapi dunia kerja dan mewujudkan Sumsel sejahtera unggul dan terdepan,” ungkapnya.

Direktur Eksekutif Komite Daerah Ekonomi Keuangan Syariah Sumsel H Kholid Mawardi, S.Sos., M.Si., menambahkan ekonomi syariah sudah bergerak dari tahun 1990-an di Indonesia, yang diawali dengan terbentuknya lembaga duafa.

“Masyarakat tahu syariah itu hanya dari lembaga keuangan, tidak memahami apa itu konsep syariah, sehingga dalam perjalanan banyak yang komplain karena tidak paham. Makanya Wakil Presiden (Wapres) RI membuat konsep berdirinya KNEKS. Pertimbangannya adalah bahwa Indonesia negara terbesar yang didominasi muslim,” paparnya.

Dia melanjutkan pemahaman konsep syariah harus dipahami dengan harapan konsep hidup syariah bisa tertanam di benak masyarakat.

Dia menyebut ekonomi syariah baru bangkit pertama di Mesir tahun 1936, lalu Pakistan tahun 1940, Malaysia tahun 1980-an, dan Indonesia baru saat ini.

“Penyebabnya adalah kita sama sekali tidak paham apa itu konsep syariah. Muslim masih senangnya bank konvensional, tidak senang dengan syariah,” imbuhnya.(ton)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *