Sriwijayamedia.com- Dalam rangka memperingati Hari Pangan Sedunia Tahun 2023, Badan Pangan Nasional (Bapanas) kembali menggelar kegiatan Gerakan Pangan Murah (GPM) Serentak Nasional pada Senin 16 Oktober 2023.
Kegiatan ini dilakukan secara serentak pada 421 titik di 38 Provinsi dan 262 Kabupaten/Kota se-Indonesia melibatkan dinas yang menangani urusan pangan di tingkat provinsi dan kabupaten atau kota bersinergi dengan Kementerian/Lembaga, Bulog dan BUMN pangan, asosiasi, serta pelaku usaha pangan lainnya.
Dalam pemaparannya di Kantor Bapanas, Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi menyebut bahwa kegiatan GPM kali ini bertambah signifikan dibandingkan rekor MURI sebelumnya pada bulan Juni lalu yang tercatat dilakukan di 341 titik.
Arief berharap GPM ini bisa dilakukan secara terus menerus hingga akhir tahun 2023, sejalan dengan penugasan Presiden Joko Widodo yang ingin memberikan masyarakat harga pangan terjangkau.
Di Sumsel sendiri kegiatan tersebut dilaksanakan pada tujuh titik lokasi di enam Kab/Kota yakni Kantor Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Provinsi Sumsel, Kantor Camat Ilir Barat II, Kecamatan Jaya Loka Kabupaten Musi Rawas, Kantor Dinas Ketahanan Pangan Kota Lubuk Linggau, Kantor Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten OKU Timur, Lapangan Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten OKI, serta Halaman Gedung Kesenian Putri Dayang Rindu Kabupaten Muara Enim.
Melalui laporannya secara daring, Pj Gubernur Sumsel Agus Fatoni menyampaikan bahwa harga pangan di Sumsel cukup stabil kecuali untuk komoditas beras yang mengalami peningkatan akibat kondisi cuaca ekstrim dan ketersediaan pasokan yang terbatas.
Sementara komoditas telur ayam ras di Sumsel cenderung mengalami penurunan harga akibat jumlah pasokan yang surplus.
“Berbagai upaya telah dilakukan untuk pengendalian inflasi di Sumsel diantaranya dengan mengoptimalkan GPM yang saat ini tercatat telah dilakukan sebanyak 13 kali kegiatan dari target 19 kegiatan,” terangnya.
Selain itu, dilakukan juga monitoring harga ke pasar-pasar, melakukan Gerakan Sumsel Mandiri Pangan (GSMP), dan melakukan MoU dengan Bulog untuk menyalurkan beras SPHP dan bahan pokok melalui koperasi-koperasi di daerah.
Pemerintah daerah juga melakukan launching Toko Kepo (Kebutuhan Pokok) yang menjual harga bahan pokok lebih murah dari pasaran.
Selanjutnya dilakukan pula refocusing anggaran untuk penanganan inflasi melalui dana yang bersumber dari anggaran belanja tidak terduga (BTT).
Agus Fatoni mengatakan bahwa pihaknya terus mengintensifkan rapat koordinasi dengan Forkopimda untuk menangani program-program prioritas yang diperintahkan Menteri Dalam Negeri, tidak hanya pengendalian inflasi tetapi juga program lainnya seperti penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla), stunting, dan kemiskinan ekstrim.
Turut hadir pada kesempatan tersebut Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Sumsel Ricky P Gozali.
Ricky menyampaikan bahwa perkembangan inflasi Sumsel pada bulan September 2023 tercatat sebesar 2,28% (yoy), sama dengan perkembangan inflasi nasional.
Inflasi ini utamanya didorong oleh inflasi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau; utamanya akibat kenaikan harga pada komoditas beras.
Hingga akhir tahun 2023, Ricky meyakini Sumsel akan mencapai target inflasi nasional di 3±1% (yoy).
“Kedepan diperkirakan HBKN Natal dan Tahun Baru akan mempengaruhi perkembangan inflasi, namun hal ini sudah diantisipasi dengan berbagai upaya agar komoditas volatile food tidak naik signifikan. Harapannya Sumsel bisa menjaga inflasinya melalui sinergi Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) dan GSMP,” jelas Ricky.
GPM Serentak Nasional ini dilaksanakan dalam rangka memperingati Hari Pangan Sedunia Tahun 2023 yang mengangkat tema “Water is Life, Water is Food, Leave No Behind”.
Kepala DKPP Sumsel Ir Ruzuan Efendi, MM., mengatakan, GPM ini merupakan langkah konkret yang harus tetap kita lakukan sampai harga pangan kembali terkendali.
Dia menyatakan bahwa pada dasarnya ketersediaan bahan pangan Sumsel hingga akhir tahun masih terpantau cukup.
“Justru ada beberapa komoditas yang surplus bahkan disalurkan ke daerah lain. Meskipun terdampak El Nino, namun beberapa wilayah di Sumsel tidak begitu terganggu karena adanya irigasi teknis yang cukup luas dan beberapa wilayah termasuk ke jenis wilayah lebak tengahan dan dalam yang tidak begitu terpengaruh sehingga bisa tetap tanam,” papar Ruzuan.
Pihaknya mengimbau agar masyarakat tidak melakukan panic buying untuk menjaga pasokan terjaga dan harga yang stabil.(ocha)