Manfaatkan Field Trip, Siswa SDN 6 Pemulutan Barat Studi ke Museum Balaputra Dewa

Pelajar SDN 6 Pemulutan Barat mengunjungi Museum Balaputra Dewa, Selasa (3/10/2023)/sriwijayamedia.com-hdn 

Sriwijayamedia.com – Kegiatan yang diluncurkan Bupati Ogan Ilir (OI) Panca Wijaya Akbar berupa program field trip memberi kesempatan pelajar bisa bermain sambil belajar di luar kelas.

Hal ini pula yang dirasakan oleh puluhan pelajar SDN 6 Pemulutan Barat yang berkesempatan mengunjungi Museum Balaputra Dewa, berlokasi di Jalan Srijaya, Kecamatan Alang Alang Lebar, Km 5,5 Palembang.

Bacaan Lainnya

Kepala Disdikbud OI Sayadi mengatakan, Museum Balaputra Dewa menampilkan sejarah dan tradisi dari Provinsi Sumsel.

“Museum Balaputra Dewa menyimpan banyak jenis koleksi dengan ribuan benda sejarah. Anak-anak bisa belajar di situ,” kata Sayadi, Selasa (3/10/2023).

Pada bagian belakang bangunan ruang pamer museum, terdapat rumah limas yang merupakan bangunan tempat tinggal khas masyarakat Kota Palembang yang terbuat dari kayu.

Rumah limas yang berusia lebih dari 200 tahun masih terlihat berdiri kokoh di kawasan Museum Balaputra Dewa.

“Rumah limas yang ada di Museum Balaputra Dewa diperkirakan dibuat pada tahun 1830. Pelajar perlu tentang sejarah tersebut dan kesempatan itu ada lewat field trip,” jelas Sayadi.

Para pelajar SDN 6 Pemulutan Barat diajak berkeliling menuju ruangan pameran koleksi megalit yang menggambarkan kegiatan masyarakat Sumsel yang dipusatkan di dataran tinggi Pagaralam.

Pada ruangan pamer bagian Sriwijaya, berisi barang-barang yang berkaitan dengan Kerajaan Sriwijaya, Kerajaan Melayu Buddha yang berpusat di Kota Palembang.

Anak-anak juga dapat melihat beberapa artefak, seperti kerajinan gerabah, manik-manik, logam benda cor dan prasasti.

“Tentunya sebagian besar prasasti zaman Sriwijaya yang ada di musem tersebut adalah replika. Yang asli ada yang ditempatkan di Museum Nasional di Jakarta dan di Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya Palembang,” terang Sayadi.

Dia berharap semoga para pelajar dapat mendapat ilmu dengan cara yang menyenangkan.

“Field trip ini juga diharapkan dapat meningkatkan semangat belajar sejarah dan kebudayaan lokal Sumsel,” jelas Sayadi. (hdn)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *