Sriwijayamedia.com- Ketua DPR RI Puan Maharani menghadiri G20 Parliamentary Speaker’s Summit atau P20 ke-9 yang digelar di India.
Pada sidang parlemen negara-negara G20 itu, Puan menekankan pentingnya negara-negara dunia melakukan intervensi untuk mencapai target Sustainable Deveopment Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.
Sidang P20 ke-9 diselenggarakan di Yashobhoomi Convention Centre, New Delhi, India, pada hari ini Jumat (13/10/2023).
P20 Speaker’s Summit ke-9 dibuka oleh Perdana Menteri (PM) India Narendra Damodardas Modi. Sebagai tuan rumah Sidang P20 tahun ini, India mengambil tema ‘Parliaments for One Earth, One Family, One Future’.
Dalam forum multilateral itu, Puan hadir didampingi oleh Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) Fadli Zon, Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Charles Honoris, Anggota Komisi V DPR RI Irine Yosiana Roba Putri, Duta Besar Indonesia untuk India Ina Krisnamurthi dan Sekjen DPR RI Indra Iskandar.
Setelah upacara inagurasi pembukaan P20 Summit, acara dilanjutkan dengan jamuan makan siang. Puan duduk satu meja bersama PM India, Narendra Modi, Ketua Lok Sabha Om Birla dan Presiden Inter-Parliamentary Union (IPU) Pacheco Duarte.
Sidang P20 sendiri dibagi menjadi beberapa sesi. Di sesi pertama P20 Speaker’s Summit yang bertemakan ‘Agenda 2030 untuk SDGs: Menunjukkan Pencapaian, Percepatan Kemajuan’, Puan ditunjuk sebagai ketua parlemen negara G20 pertama yang memberikan sambutan.
Adapun sidang P20 dihadiri oleh seluruh Ketua Parlemen negara G20 beserta delegasi yang dibawanya. Hadir pula perwakilan dari negara-negara undangan dan juga sejumlah lembaga internasional.
Di awal sambutannya, Puan mengucapkan apresiasi kepada Dewan Rakyat India atau Lok Sabha yang menggelar KTT P20 ke-9 dengan sangat baik. Terutama untuk Ketua Lok Sabha, Om Birla. Ia juga memberi salam untuk semua delegasi P20 yang hadir.
“Saya senang berada di sini untuk menghadiri KTT P20, yang dihadiri oleh para tokoh tinggi parlemen negara-negara G20. Kita di sini untuk memikul tanggung jawab kami sebagai wakil rakyat,” kata Puan.
Puan lalu menyampaikan ide dan gagasannya tentang perdamaian dan kesejahteraan bagi masyarakat global yang membutuhkan kepercayaan antar-negara lewat peningkatanan berbagai kerja sama. Oleh karenanya, parlemen diingatkan agar mengambil upaya terdepan untuk merealisasikan hal tersebut.
“Sebagai satu keluarga, dunia harus bekerja sama untuk membantu memecahkan berbagai tantangan global. Karena itu kita harus menjalin persatuan, dan menentang perpecahan. Perpecahan antara utara dan selatan, timur dan barat,” terang Puan.
Mantan Menko PMK tersebut melanjutkan, anggota P20 harus mendorong Pemerintah negara masing-masing pada era krisis yang dihadapi dunia ini.
Menurut Puan, hal itu guna menciptakan lingkungan global yang kondusif dan mengurangi ketegangan geopolitik.
“Melalui diplomasi antar-parlemen, penting bagi parlemen untuk menjembatani perbedaan-perbedaan di dunia yang terfragmentasi ini. Pada saat krisis, parlemen harus memainkan peran yang lebih aktif untuk mendorong Pemerintah kita masing-masing untuk menciptakan lingkungan global yang kondusif, dan mengurangi ketegangan geopolitik,” papar Puan.
Terkait perdamaian yang merupakan cita-cita bersama, Puan menegaskan pentingnya dorongan Parlemen kepada Pemerintah untuk menyelesaikan beragam isu peperangan dan konflik kemanusiaan.
“Kita harus menunjukkan bahwa Parlemen merupakan penjembatan yang positif bagi perdamaian dan kesejahteraan global. Ini merupakan tantangan kita bersama untuk terus mendorong penyelesaian konflik perdamaian dan kesejahteraan,” tegas Puan.
Presiden P20 ke-8 itu kemudian berbicara soal pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs). Menurut Puan, diperlukan usaha bersama untuk bergotong royong mencari jalan keluar dari berbagai permasalahan global demi terciptanya tujuan pembangunan berkelanjutan.
“Pencapaian SDGs memerlukan lingkungan yang kondusif. Karena tidak ada pembangunan tanpa perdamaian,
dan tidak ada perdamaian tanpa pembangunan,” ungkapnya.
Selain itu, lambatnya kemajuan SDGs dinilai berakar pada tatanan global yang tidak adil. Untuk mengatasi masalah ini Puan mengajak P20 untuk melakukan tindakan intervensi, termasuk dalam menciptakan tatanan dunia yang lebih inklusif.
“Selain itu, kita juga perlu memperbarui lembaga-lembaga multilateral berdasarkan realitas ekonomi dan politik abad ke-21,” ujarnya.
Puan menegaskan, SDGs membawa masa depan bersama bagi dunia. Menurutnya, SDGs juga bukan hanya sekedar daftar tujuan dan target.
“SDGs membawa harapan masyarakat bebas dari kemiskinan, impian masyarakat bebas kelaparan,” urai Puan.
Mesko begitu, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan hanya sekitar 15 persen dari target SDGs yang berada pada jalurnya. Untuk itu Parlemen diminta mengambil peran dalam memperbaiki target SDGs yang akan berpengaruh ke seluruh masyarakat dunia.
Puan pun mengajak seluruh peserta P20 Speaker’s Summit untuk melipatgandakan upayanya agar mempercepat pencapaian SDGs. Apalagi pada pertengahan tahun 2030 nanti, dunia memasuki era akselerasi yang menuntut keterlibatan Parlemen lebih tinggi.
“Pertama dan terpenting, bagi Parlemen untuk meninjau ulang apakah peraturan perundang-undangan dan pembuatan anggaran negara sejalan dengan percepatan SDGs,” sebut perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR RI tersebut.
Ditambahkan Puan, penting juga untuk memastikan akuntabilitas dalam implementasi SDGs oleh Pemerintah. Puan mengatakan, Parlemen harus bisa mengambil peran dalam hal ini.
“Karena Parlemen mempunyai wewenang untuk membuat perbedaan dan Parlemen mempunyai kemampuan untuk mengubah arah kemajuan SDGs yang lambat,” tuturnya.
Puan lantas menyinggung mengenai masalah pendanaan yang dianggap menjadi inti dari kegagalan pencapaian kemajuan dalam SDGs. Ia pun mengajak anggota-anggota P20 untuk memastikan bahwa usulan stimulus SDGs global sebesar USD 500 miliar per tahun menjadi kenyataan.
“Parlemen negara-negara maju diharapkan dapat membujuk Pemerintahnya untuk memberikan kontribusi berkelanjutan terhadap stimulus SDGs ini,” ungkap Puan.
Lebih lanjut, DPR RI mengajak negara-negara dunia untuk memprioritaskan target mana yang paling penting untuk bangsanya. Puan mengatakan, setiap negara mungkin memiliki prioritas yang berbeda sesuai dengan kondisinya masing-masing.
“Bagi kebanyakan orang di dunia, target-target yang berkaitan dengan kemiskinan, kelaparan dan kesehatan lebih penting dibandingkan tujuan-tujuan lainnya,” ucap cucu Bung Karno tersebut.
Puan mengajak P20 untuk memanfaatkan teknologi digital yang akan mendukung proses percepatan SDGs. Ia menyampaikan pemanfaatan teknologi dapat membantu jutaan generasi muda dalam meningkatkan akses terhadap pendidikan berkualitas dan usaha skala kecil bisa memperluas pasar dengan menggunakan platform digital.
Untuk percepatan pencapaian SDGs, Puan juga menyebut pentingnya negara-negara menggalakkan energi terbarukan.
“Energi terbarukan dapat berperan ganda. Hal ini dapat mengurangi emisi dan pada saat yang sama menciptakan lapangan kerja. Dalam hal ini, kita harus membantu negara-negara berkembang untuk mengamankan akses terhadap teknologi dan pendanaan yang ramah lingkungan,” jelasnya.
Terakhir, Puan menyerukan kepada anggota parlemen G20 untuk bersatu dalam menghadapi besarnya tantangan yang ada saat ini. Meskipun terdapat banyak permasalahan global, diperlukan tekad yang kuat untuk terus maju.
“Mari kita bekerja sama untuk memulihkan persatuan dan menciptakan perdamaian. Mari kita bekerja sama untuk mempercepat pencapaian SDGs dan menciptakan dunia yang lebih inklusif, sejahtera, dan setara,” pungkasnya.(Santi)