OPINI : Dikte Salah Satu Perbuatan Untuk Meraih Sesuatu Dengan Segala Cara

Mahasiswa Jurusan Sastra Minangkabau Universitas Andalas sekaligus Anggota LMJ Sastra Minangkabau Abdul Jamil Al Rasyid/sriwijayamedia.com-ocha

Oleh :

Abdul Jamil Al Rasyid, Mahasiswa Jurusan Sastra Minangkabau Universitas Andalas sekaligus Anggota Lembaga Mahasiswa Jurusan (LMJ) Sastra Minangkabau

Bacaan Lainnya

Dikte menurut KBBI adalah yang diucapkan atau dibaca keras-keras supaya diikuti oleh orang lain.

Menurut pandangan penulis dikte merupakan salah satu perbuatan yang digunakan untuk meraih sesuatu dengan segala cara, baik itu melalui ucapan serta tindakan agar mencapai tujuan dari orang tersebut.

Dikte biasanya dilakukan oleh orang yang memiliki pemikiran-pemikiran yang akan diberikan kepada orang yang akan didikte. Misalnya seorang pemimpin, tokoh masyarakat dan lainnya.

Orang yang melakukan dikte biasanya memiliki cara tersendiri agar orang yang akan dia dikte tertarik dengan rancangan atau ide yang akan dia gagas supaya maksud dan tujuan dia tersampaikan.

Mendikte berasal dari kata dikte, yang ditambahkan men karena segala sesuatu yang dilakukan berasal dari prefiks men dalam ilmu linguistik. Makanya mendikte adalah salah satu perbuatan yang dilaksanakan oleh seseorang melalui ide-ide yang dia tuangkan dalam suatu hal. Ide-ide tersebut biasanya disusupi melalui pemimpin agar segala tujuan tersebut tercapai.

Mendikte adalah salah satu perbuatan tercela yang tidak dapat diubah dalam sebuah perkumpulan. Perbuatan yang sering terjadi dewasa ini dalam sebuah organisasi.

Praktik dikte sering terjadi dalam sebuah perkumpulan, organisasi dan juga lembaga pemerintahan yang ada. Karena biasanya yang mengatur kebijakan serta program tentu atas dasar kesepakatan, bedanya dengan dikte, kesepakatan tersebut diatur oleh satu orang yang notabene dia bukan pemimpin dan biasanya pelaku dikte ini bermain di belakang layar.

Hal ini yang membuat dikte adalah salah satu kebijakan yang bisa berdampak positif dan juga bisa berdampak negatif. Kedua hal tersebut akan memiliki dampak yang signifikan bagi kemajuan serta perkembangan sebuah organisasi serta lembaga itu.

Contoh dari dikte yang berdampak positif misalnya, pelaku dikte yang dilakukan oleh seseorang kepada seorang pemimpin dari sebuah organisasi, tetapi orang yang kelakuan dikte ini tetap mengiringi, mengayomi dan juga mengajarkan si pimpinan ini sampai kepada maksud dan tujuan.

Hal ini tentu dengan sebuah syarat yaitu pemimpin beserta anggotanya tentu memahami apa yang dimaksudkan oleh orang yang melakukan dikte ini. Bisa saja organisasi tersebut akan maju dan organisasi tersebut berkembang lebih baik. Orang yang melakukan dikte ini apabila ingin berdampak positif tentunya harus bertanggung jawab dengan sungguh-sungguh dan juga bisa mengatur organisasi tersebut agar tetap berjalan dengan semestinya. Hal ini yang harus diperhatikan ketika kita ingin mendikte sebuah organisasi.

Berbeda halnya dengan dikte yang berdampak negatif, tentu hal ini yang marak terjadi dalam sebuah organisasi. Bisa menyebabkan organisasi tersebut mengalami kemunduran bahkan lebih parah lagi, organisasi tersebut akan hancur.

Bisa saja dampak dari perilaku dikte yang berlandaskan ide ini adalah salah satu cara untuk menghambat laju pemikiran bagi generasi yang ada dalam sebuah lembaga atau organisasi tersebut. Dampak negatif ini yang membuat si pemimpin yang terkena efek ini pasti akan merasakan dia hanya dijadikan boneka dan tidak memiliki pemikiran tersendiri untuk menggerakkan organisasi tersebut.

Menurut pengamatan penulis, perilaku dikte yang dilakukan seseorang terhadap pemimpin ini sering mengalami kegagalan. Banyak orang yang menyayangkan perilaku dikte ini adalah salah satu kejahatan yang bisa membuat mental seorang pemimpin itu diuji.

Karena resiko akan terjadinya kekacauan dalam sebuah organisasi ini apabila dilakukan dikte secara masif tentu akan menggoyangkan pemimpin tersebut. Karena dikte adalah hal yang sangat tidak baik dilakukan dalam sebuah organisasi. Bisa saja kita melihat bagaimana sebuah organisasi tidak dikuasai oleh pemimpin sendiri melainkan orang yang berada di belakang layar tersebut.

Makanya perbuatan dikte ini sebenarnya lebih banyak berdampak negatif dibandingkan positifnya. Banyak penulis lihat bagaimana bisa seorang pemimpin yang notabne dia yang mengetahui segala hal tentang anggota dan seluk beluk organisasi yang dia buat dengan mudah di dikte oleh orang yang tidak tahu apa-apa yang terjadi saat ini.

Urgensi yang ada dalam sebuah organisasi tentu diketahui oleh orang-orang yang terlibat langsung di dalam organisasi tersebut. Hal ini yang membuat dikte-dikte yang dilakuan para elite organisasi ini tidak baik untuk dilakuan. Bagaimana mungkin orang yang memimpin masih dipimpin oleh orang lain melalui perbuatan dikte tersebut.

Untuk itu, ketika kita mendikte seseorang tentu kita harus bisa bertanggung jawab dengan apa yang kita lakukan. Dikte adalah pemaksaan tetapi bisa saja mendikte adalah salah satu cara baik tetapi dengan landasan tanggung jawab. Makanya kita harus menghindari perilaku dikte karena dengan dikte ini biasanya akan menghambat ide kreatif yang dikemukakan oleh seseorang.

Sebagai seorang yang sudah paham dan juga sudah berkecimpung dalam dunia organisasi, lembaga dan lainnya tentu hal ini akan berakibat buruk. Dari berbagai bidang tentu dikte adalah sebuah keharusan bagi orang-orang yang masih ingin otoriter dalam suatu lembaga. Karena pemaksaan bukanlah jalan untuk berkembang.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *