Sriwijayamedia.com – Narasi kebencian dalam suatu kelompok memang memiliki ruang, tapi secara fisik tidak ada.
Demikian yang dikatakan Budiman Sudjatmiko yang hadir dalam diskusi publik bertema: Kenapa Aktivis Pergerakan Dukung Prabowo yang diselenggarakan oleh Jaringan Merah Putih 08 (JMP 08) dan Rumah Pemenangan Relawan Prabowo, di Rumah Pemenangan Prabowo Presiden, Jalan Imam Bonjol, No 25, Menteng, Jakarta Pusat (Jakpus), Rabu (6/9/2023).
Diskusi yang dihadiri sejumlah tokoh pergerakan seperti Tokoh Pergerakan Nasional Budiman Sudjatmiko, Wakil Ketua PWNU DKI Jakarta Husny Mubarok Amir, tokoh Forkot UKI sekaligus Ketua PBHI Jakarta 2011-2014 Poltak Agustinus Sinaga, Imanuel Ebenezer, Hashim Djojohadikusumo, Deolipa dan dihadiri 200 orang dari berbagai elemen.
“Sebagai aktivis 98, kami menawarkan gagasan. Namun kita tidak punya kekuatan persuasif untuk membuat mereka paham dan sadar bahwa kebencian itu fluktuatif. Jadi lebih baik ayo kita sambut. Jangan minder karena kita punya gagasan. Soal bubur kacang ijo, susu seminggu sekali,dan geo politik jika tidak benar ayo kita lawan. Tapi ingat politik strategi harus lebih baik dan jitu,” terang Tokoh Pergerakan Nasional Budiman.
Budiman menegaskan, harga persatuan adalah termahal. Boleh berbeda pendapat asal jangan pecah.
“Saya titip slogan kita pada pak Prabowo: ‘pinter bareng, kaya bareng’. BUMDes bagi saya ibarat kasur busa. Sementara koperasi seperti per kasur. Jadi kalau UMKM banyak, tapi tidak ada koperasi ibarat kasur tidak ber per, meski saat jatuh diatasnya tidak sakit tapi kurang nyaman,” tandasnya.
Sementara, Hashim Djojohadikusumo mengutarakan di koalisi, pihaknya memiliki beberapa partai. Bahkan sebelumnya Prabowo pernah maju dengan program stunting.
“Program makanan gratis, kita sudah hitung ada 44 juta anak sekolah. Tapi untuk anak-anak pra sekolah capai 30 juta, lalu para pekerja dan ibu-ibu hamil semua perlu makanan bergizi,” jelasnya.
Untuk merealisasikan itu semua, setidaknya memerlukan tambahan Rp 400 triliun dan program ini harus melalui badan usaha milik desa (BUMDes).
“Susu, telur, ayam dan sebagainya harus lewat UMKM tidak boleh lewat konglomerat termasuk saya. Mutu pendidikan yang rendah, ditunjukan oleh sebagian besar guru bergaji tidak layak terutama guru honorer. Para guru diluar DKI harus mendapat tunjangan, karena itu kita buat program setiap guru akan dapat tunjangan kerja 1-2juta/orang. Kita tidak usah heran jika banyak guru yang terpaksa harus jadi ojol dan sebagainya karena gajinya tidak cukup,” paparnya.
Advokat Deolipa menambahkan sebagai aktivis 98 dan juga berasal dari keluarga besar UI serta aktivis sejak 1994 – 1995, dirinya mengenal Prabowo dengan baik. Sehingga dirinya dan teman-teman aktivis 98 berbalik mendukung Prabowo.
“Saya beranggapan ada suatu perubahan pola pikir di kalangan aktivis 98. Atau kita bisa menilai bahwa pak Prabowo ada perubahan, meski sejak dulu pak Prabowo memang sudah menjadi seorang negarawan. Kita ikuti saja arah-arah politik yang ada. Tapi saya kira pak Prabowo sekarang sudah dominan sebagai seorang negarawan,” ujarnya.
Sebelum reformasi sampai sekarang, masyarakat belum juga mendapatkan pimpinan yang bersih dari korupsi.
Korupsi sampai sekarang masih jalan begitu masif. Karena itu, masyarakat butuh orang tua yang tegas.
“Faktor usia, mental, dan kepemimpinan sudah ada di pak Prabowo. Jadi dengan ketegasannya Prabowo pasti bisa memberantas korupsi karena orang takut untuk korupsi,” imbuhnya.
Sementara itu, Perwakilan LBH Nasional Imanuel Ebenezer mengatakan untuk nama cawapres pendamping Prabowo sudah banyak nama yang masuk.
Salah satu kriteria bakal cawapres adalah datang dari kalangan NU. Salah satunya Yenni Wahid.
“Nama cawapres dalam waktu dekat akan segera diumumkan,” jelasnya. (Santi)









