Sriwijayamedia.com- Partai Rakyat Adil Makmur (PRIMA) menggelar agenda Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) III, di Hotel Acacia Jakarta Pusat, Minggu (10/9/2023).
Kegiatan Rapimnas itu dilakukan menjelang pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 yang akan berlangsung dalam beberapa bulan ke depan, tepatnya 14 Februari 2024.
Ketua Umum (Ketum) PRIMA Agus Jabo Priyono menyampaikan salah satu agenda utama dalam kegiatan Rapimnas tersebut adalah pembahasan terkait situasi internasional dan situasi nasional.
Menurutnya, situasi global saat ini sedang mengarah kepada tatanan dunia baru. Perang Rusia-Ukraina dan ketegangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok menandai adanya perubahan tatanan dunia.
Dia menyerukan kepada seluruh elemen bangsa untuk terus memperkuat persatuan nasional dalam rangka menghadapi tantangan global dan mengatasi problem bangsa Indonesia.
“Kapitalisme neoliberal yang dipelopori oleh AS sedang mengalami kebangkrutan. Tatanan ini tidak dapat bertahan lebih lama lagi,” ujarnya.
Agus Jabo menyebut, kini kekuatan-kekuatan baru dunia sedang bangkit. Tiongkok telah mempeloporinya dalam bidang ekonomi dan Rusia mempelopori melalui kebangkitan militernya.
Ditambah lagi, kata dia, perekonomian yang bersandar pada kapital keuangan juga sudah mulai digantikan dengan kapital industri, dalam hal ini hilirisasi sumber daya alam dan industrialisasi.
“Negara-negara yang bersandar pada kapital keuangan mengalami de-industrialisasi. Sementara negara-negara yang bersandar pada SDA dan industri terus mengalami pertumbuhan,” tuturnya.
Sementara dalam konteks Indonesia, ungkap Agus Jabo, strategi industrialisasi dan program hilirisasi SDA yang dilakukan oleh pemerintahan Joko Widodo masih samar tergambar.
Strategi hilirisasi dan program kesejahteraan rakyat masih belum dapat berjalan secara paralel.
“Daerah penghasil nikel dengan pertumbuhan ekonomi tinggi seperti Sulawesi Tengah dan Maluku Utara belum menikmati hasil hilirisasi,” ucapnya.
Akan tetapi, Agus Jabo menegaskan bahwa program hilirisasi di segala sektor seperti pertambangan, perkebunan dan pertanian, kelautan serta kebudayaan dan industri kreatif harus terus didukung.
Sebab, hilirisasi yang ditujukan terhadap penguatan industri nasional akan membawa dampak baik bagi masa depan bangsa.
Hanya saja, ia mengingatkan agar dalam penguatan program hilirisasi dan pembangunan industri nasional harus tetap mendahulukan kemanusiaan daripada kepentingan modal.
“Pembangunan harus tetap menjunjung tinggi kemanusiaan dan berwawasan lingkungan hidup,” jelasnya.(Santi)