Sriwijayamedia.com- PT Sriwijaya Buana Mandiri (SBM) mengolah limbah Fly Ash dan Bottom Faba dari PLTU Banjar Sari menjadi produk bernilai ekonomi tinggi, seperti batako, conblok, paving dan beton pracetak, campuran plupuk silika, hingga road base atau lapisan jalan.
Bahkan PT SBM mengklaim sudah berdiri di Lahat sejak 3 tahun terakhir.
“Kedepan PT SBM juga akan berkolaborasi dengan PT SIG 7, BUMD Sumsel yang bergerak bidang energi,” kata Staff Ahli PT SIG 7 Yaniman Lani, MBA., sekaligus mantan Direktur Utama (Dirut) PT SBM.
Direktur PT SBM Ir Agus Wahyudi membenarkan pihaknya memanfaatkan limbah Faba dari PLTU Banjar Sari.
Sebab potensi cukup besar bila dikelola dengan baik, dan tentu menaati semua regulasi yang ada.
Apalagi sudah keluarnya PP No 22/2021, yang menyatakan bila Faba bukan limbah B3 lagi.
“Akan ada manfaat berkesinambungan, terutama dari sisi ekonomi (economi circular) bagi masyarakat Kabupaten IAHAT,” terangnya.
Dia menyebutkan PT SBM merupakan mitra kerja dari PT BPI PLTU Banjar Sari yang merupakan perusahaan pembangkit listrik mandiri yang ada di Kabupaten Lahat.
Selain mengolah limbah Faba, PT SBM juga bergerak di bidang jasa konstruksi-konstruksi lainnya.
“PT SBM ingin mengajak masyarakat berkolaborasi dalam pengelolaan limbah dari PLTU Banjar Sari agar dapat meningkatkan perekonomian. Kami memanfaatkan hasil olahan limbah Faba menjadi batako yang kemudian digunakan untuk pembangunan rumah tidak layak huni menjadi layak huni melalui program CSR,” papar Ir Agus.
SBM sendiri mengolah limbah pembakaran batubara menjadi material yang bernilai ekonomi, seperti pembuatan jalan. Alhasil pasca uji kemampuan hasilnya memuaskan.
“Program-program kedepan kami akan menjadi perusahaan pengelola limbah pertama yang ada di Indonesia. Jika pengelolaan limbah ini berhasil, kami akan mencoba memasarkannya ke masyarakat baik dalam maupun luar Kabupaten Lahat,” imbuhnya.(Sisil)
