Sriwijayamedia.com- Asisten II Bidang Ekonomi, Keuangan (E.Keu) dan Pembangunan Setda Sumsel Ir Darma Budhy, ST., MT., memimpin rapat koordinasi (rakor) antisipasi dampak analisa prakiraan curah hujan dibawah normal, di ruang rapat Setda Sumsel, Kamis (3/8/2023).
“Hari ini kami rakor mengantisipasi Elnino atas laporan dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) bahwa Elnino akan terjadi mulai bulan Agustus sampai Oktober 2023,” terang Asisten II Bidang E.Keu dan Pembangunan Setda Sumsel Ir Darma Budhy, ST., MT.
Menurut dia, dampak Elnino terjadi pengurangan curah hujan, dimana curah hujan itu dibawah normal sehingga diprediksi akan terjadi kemarau yang berimplikasi terhadap berkurangnya produksi pertanian, seperti di Musi Banyuasin Karang Tengah.
Berdasarkan prediksi, kata dia, dampak Elnino akan mengurangi produksi pertanian 50 persen, dan petani akan beralih menanam jagung dan lain-lain.
“Laporan dari Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, dan Holtikultura (TPH) Sumsel, ada beberapa lokasi pertanian yang mengalami kekeringan. Jadi, apa yang dipaparkan BMKG Sumsel, kita harus mengantisipasinya. Karena prediksi dari BMKG tadi di bulan Agustus ini sudah 86 persen wilayah Sumsel akan berada didalam kondisi curah hujan dibawah normal,” ungkapnya.
Dia mengilustrasikan, seperti di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Ogan Ilir, dan Banyuasin diprediksi akan mengalami kekeringan.
Sementara dari sisi ketersediaan pangan di gudang Bulog, lanjut dia, ada sekitar 20 ribu ton beras dan itu cukup untuk 5 bulan kedepan.
Sementara itu, Kasi Data dan Informasi Stasiun Klimatologi BMKG Sumsel Nandang Pangaribowo menambahkan bahwasanya tingkat perkembangan dinamika atmosfir yang terjadi di wilayah Pasifik menjadi status elnino moderat.
Artinya potensi tingkat kekeringan yang terjadi di wilayah Indonesia akan meningkat. Bahkan hotspot yang terjadi diwilayah Kalimantan dan Sumsel sudah meningkat.
“Hanya saja tidak separah yang terjadi di Kalimantan. Namun demikian kita patut mewaspadai karena potensi elnino yang moderat itu sangat berdampak pada penurunan curah hujan sampai 70 persen,” bebernya.(ton)