Sriwijayamedia.com – Aksi pembakaran Al-Qur’an yang dilakukan oleh salwan momika, seorang pengungsi Irak yang melarikan diri dan menjadi warga negara Swedia, praktik tercela di lokasi (Stockholm) ibu kota Swedia tersebut bertepatan dengan perayaan Idul Adha dan ritual ibadah haji di Mekah mengundang kecaman dari berbagai pihak, termasuk dari Serikat Mahasiswa Muslimin Indonesia (SEMMI) Jakarta Timur (Jaktim).
SEMMI menilai Indonesia sebagai salah satu negara dengan penduduk umat muslim terbanyak merasa tersinggung atas praktik tersebut.
“Kami minta pemerintahan Indonesia tegas untuk memutuskan hubungan bilateral dengan Swedia,” pinta Perwakilan SEMMI Jaktim Subandi, Senin (3/7/2023).
Menurut dia, aksi pembakaran dan penghinaan terhadap kitab suci Al-Qur’an umat Islam di Swedia bukan hanya sekali, bahkan berulang kali terjadi dengan dalil sama.
Dia melanjutkan kecaman bukan hanya datang dari berbagai negara Islam, bahkan negara Barat pun mengutuk tindakan demikian.
Aksi tersebut, masih kata dia, tidak dapat ditolerir. Penghinaan dan tindakan anti Islam (Islamofobia) ini dengan dalih kebebasan berekspresi sangat disayangkan.
Terlebih pemerintahan Swedia menutup mata terhadap tindakan mengerikan seperti itu. Artinya juga turut terlibat dalam mendukung aksi pembakaran Al-Qur’an.
“Kami dari SEMMI Jaktim akan aksi unjuk rasa untuk mengecam pemerintahan Swedia atas kebiasaan ritual rasis terhadap keyakinan umat muslim, serta mempromosikan kekerasan dan kebencian,” jelasnya.(Irawan)