Sriwijayamedia.com – Badan Pusat Statistik (BPS) merilis Indeks Harga Konsumen (IHK) Provinsi Sumsel pada Juni 2023 mengalami inflasi sebesar 0,39 persen (month to month/mtm), dari sebelumnya mengalami deflasi sebesar -0,04% (mtm) pada Mei 2023.
Inflasi ini terutama bersumber dari inflasi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 1,19 persen (mtm).
“Dengan perkembangan tersebut, secara tahunan, realisasi inflasi gabungan 2 Kota IHK Provinsi Sumsel tercatat sebesar 2,87 persen (yoy). Realisasi inflasi Sumsel ini berada di bawah inflasi nasional yang tercatat sebesar 3,52 persen (yoy),” kata Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sumsel Nurcahyo Heru Prasetyo, Kamis (6/7/2023).
Menurut dia, inflasi pada bulan laporan, utamanya disumbang oleh kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan andil 0,37 persen (mtm).
Faktor utama pendorong inflasi pada kelompok ini adalah peningkatan harga daging ayam ras dan telur ayam ras dengan andil masing-masing sebesar 0,144 persen (mtm) dan 0,048 persen (mtm).
“Peningkatan harga pada kedua komoditas ini sejalan dengan kenaikan harga pakan ternak seiring dengan meningkatnya harga jagung dan bekatul,” terangnya.
Inflasi pada kelompok ini juga turut didorong oleh kenaikan harga komoditas beras dan jeruk yang masing-masing disebabkan oleh berkurangnya jumlah pasokan jelang periode akhir masa panen serta peningkatan permintaan pada periode HBKN Idul Adha 1444 H / 2023 M.
“Inflasi bulan Juni juga disumbang oleh kenaikan tarif angkutan udara sebagai dampak dari periode libur sekolah dan cuti bersama dalam rangka HBKN Idul Adha,” jelasnya. (ocha)