Sriwijayamedia.com – Gubernur Sumsel H Herman Deru membuka secara langsung talkshow dan rapat kerja Himpunan Masyarakat Perhutanan Sosial Sumsel dan Kelompok Percepatan Perhutanan Sosial Sumsel, di Grand Ballroom Swarna Dwipa Palembang, Senin (19/6/2023).
Adapun tema dalam talkshow ini adalah “Menjawab tantangan dan mengembangkan perhutanan sosial guna mendukung Sumsel Maju Untuk Semua”, inisiasi Perkumpulan Hutan Kita Institute (HaKI) Sumsel.
Gubernur Sumsel H Herman Deru mengatakan dari 11 kabupaten/kota yang ada di Sumsel, sekitar 130 desa memiliki pengelolaan hutan baru capai 133 ribu hektar. Padahal potensi yang bisa dikelola sekitar 413 ribu hektar.
“Artinya baru sekitar 30 persen yang bisa dikelola. Sementara 70 persen tetap menjadi hutan. Ini menjadi rugas Direktur Eksekutif HaKI. 70 persen itu bukan berarti hutan yang tidak terkelola. Mungkin saja ada yang mengelola, tapi tidak tergabung didalam masyarakat kelompok perhutanan sosial,” terang Deru.
Deru menyarankan agar petani tidak hanya menanam karet saja, tapi juga menjadikan bahan baku itu menjadi barang setengah jadi atau barang jadi.
“Jadi tidak hanya hutan saja dimanfaatkan, tapi menjadikan tanaman itu sebagai produk yang menghasilkan,” paparnya.
Dia melanjutkan pihaknya berkomitmen dalam pengembangan perhutanan sosial di Sumsel dan mengingatkan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan pihak terkait lainnya untuk mendorong pengembangan perhutanan sosial.
“Perhutanan sosial merupakan komitmen pemerintah dalam pembangunan hutan berbasis masyarakat, dengan memberikan akses legal kepada masyarakat yang tinggal disekitar hutan yang terlanjur memiliki lahan garapan didalam kawasan hutan,” imbuhnya.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Perkumpulan HaKI periode 2023-2027 Deddy Permana, S.Si., menambahkan perhutanan sosial di Sumsel telah memberi bukti keselarasan peningkatan kesejahteraan, lingkungan, dan budaya. Prestasi demi prestasi dicapai dalam perhutanan sosial di Sumsel.
“Kita mengenal hutan adat tebat benawa yang telah berhasil mengembangkan sektor ekowisata dan terpilih menjadi desa wisata nomor satu di Sumsel,” ucapnya.
Dia mengilustrasikan prestasi hutan tanaman rakyat di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) yang sejak lama menjadi contoh nasional.
“Kolaborasi adalah pilihannya, potensi perhutanan sosial Sumsel sangat besar, dan masih banyak juga yang belum terealisasi,” bebernya.(ton)