Sriwijayamedia.com – Kepala Bidang (Kabid) Pengelolaan Sampah dan Limbah, pada Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan (DLHP) Sumsel Dr Aries Syahfrizal, ST., M.Si., membuka secara resmi kegiatan Art and Environment Fest 2023, di Aula Universitas IBA Palembang, Selasa (27/6/2023).
Kegiatan inisiasi Komunitas Pecinta Alam (KPA) Komunitas 9 (K9) Team Indonesia ini dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup sedunia tahun 2023.
Kegiatan ini diisi dengan parade seni, seminar lingkungan hidup, dan lomba recycle, dengan narasumber dalam seminar yakni Rektor Universitas IBA Palembang Dr Tarrech Rasyid, M.Si., Kepala Seksi Pengendalian Pencemaran, Pengelolaan Sampah, B3, dan Limbah B3 DLHP Sumsel Suhaery Ali Husin, SKM., dan lainnya.
Kabid Pengelolaan Sampah dan Limbah DLHP Sumsel Dr Aries Syahfrizal, ST., M.Si., mengatakan rencana pembangunan berbasis lingkungan lingkungan hidup merupakan upaya untuk menyelaraskan pembangunan bagi masyarakat ekonomi hal yang lebih tinggi.
Dimana pembukaan lahan pertanian dengan cara membakar semak belukar masih menjadi pelatik manuver bagi para petani.
“Membakar lahan sama saja kita menyumbang peningkatan emisi gas rumah kaca yang mengakibatkan pada pemanasan global yang akan datang,” ujarnya.
Selain itu, emisi-emisi yang disebabkan oleh emisi sumber kendaraan transportasi juga merupakan penyumbang terbesar dari terjadinya pemanasan global.
Investasi atau peningkatan jumlah penduduk di kota berdampak terhadap meningkatnya jumlah faktor angka kemiskinan dan jumlah kawasan semakin banyak. Sebaliknya pelestarian lingkungan dengan penyediaan kawasan hijau sebesar 2 persen masih terkendala.
“Pembangunan yang berorientasi ke SDGs atau Sustainable Development Goals (SDGs) yang ditetapkan dalam Peraturan Presiden No 59/2017 tentang pelaksanaan pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan memiliki target dengan 17 pembangunan, tingkat pembangunan di kabupaten terdapat 6 tujuan SDGs,” ungkapnya.
17 pembangunan dimaksud meliputi tidak miskin, zero hunger, kesehatan yang baik dan kesejahteraan, pendidikan berkualitas, kesetaraan gender, air bersih dan sanitasi, energi bersih dan terjangkau, pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi, industri, inovasi, dan infrastruktur,
pengurangan ketidaksetaraan, kota dan masyarakat berkelanjutan, konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab, tindakan terhadap perubahan iklim, kehidupan di bawah air, dan sebagainya.
Dia melanjutkan didalam peran kualitas lingkungan hidup, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia telah mengeluarkan rekomen peraturan menteri Lingkungan Hidup No 27/2021 tentang indeks kualitas lingkungan hidup.
Dia berharap dengan diadakannya seminar ini, bisa menjadi salah satu kontribusi untuk menjaga parameter kualitas lingkungan hidup di Sumsel.
Sementara itu, Rektor Universitas IBA Palembang Dr Tarrech Rasyid, M.Si., mengapresiasi kegiatan inisiasi K9 Team Indonesia.
“Ini bagian dari gerakan lingkungan hidup di Sumsel. Rata-rata teman-teman di K9 Team Indonesia ini merupakan anak muda. Artinya ada harapan bahwa lingkungan hidup di Sumsel ini akan dijaga oleh anak-anak muda,” terangnya.
Dia pun berharap K9 Team Indonesia mampu memberi warna terhadap gerakan lingkungan yang beradab di Sumsel.
“Ini membedakan aktivis yang tidak memiliki spirit seni dan budaya, dimana hanya membaca tag-tag lingkungan, tag-tag ekonomi, tag sosial, tetapi dia lupa bahwa untuk menyentuh manusia agar memiliki kesadaran terhadap lingkungan yakni melalui seni,” bebernya.(ton)









