Permasalahan sampah plastik menjadi permasalahan lingkungan hidup bagi dunia. Sebab tidak semua limbah plastik dapat didaur ulang.
Menurut sejumlah pemerhati lingkungan hidup dunia, ternyata negara di Asia termasuk Indonesia merupakan salah satu penyumbang limbah plastik terbesar di dunia.
Oleh karena itu, bersamaan dengan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2023, Aliansi Zero Waste Indonesia (AZWI) menggelar media gathering HPSN 2023 dengan mengangkat tema : “Toward Zero Waste to Zero Emission”.
Acara yang digelar di Bakoel Koffie Cikini, Jlalan Cikini Raya No 25, Cikini, Menteng, Jakarta Pusat (Jakpus) ini menghadirkan sejumlah pembicara seperti : Hatta dari Greenpeace Indonesia ; Yobel Novian Putra selaku Climate and Clean Energy Officier “GAIA” Asia Pacifik ; Yuyun Ismawati selaku Co Founder and Senior Advisor Nexus3 Foundation, dan David Sutasurya selaku Executive Director YPBB Bandung dengan moderator Nindhita Proboretno selaku CO Coordinator Aliansi Zero Waste Indonesia.
Tonton Juga : VIDEO : Akhirnya PENA 98 Miliki Graha PENA 98
Yobel Novian Putra pada presentasinya menjelaskan bahwa sampah plastik dalam perjalanannya lebih emited dan mengandung limbah racun.
Sementara itu, Yuyun Ismawati menyampaikan bahwa dari semua sampah plastic, hanya 9 – 10 persen yang bisa didaur ulang termasuk bahan kimia penyertanya.
Sedangkan, Hatta menjelaskan bahwa sebenarnya penyumbang limbah plastik terbesar adalah Indonesia.
Hal senada juga disampaikan David Sutasurya yang dalam presentasinya menyinggung perihal UU No 18/2008 Pasal 4 tentang sampah, yang seharusnya sudah mulai diimplementasikan oleh pemerintah. Namun kenyataannya, hal itu belum maksimal dilaksanakan.
David Sutasurya saat diwawancarai sriwijayamedia.com mengatakan bahwa untuk menerapkan Zero Waste, maka langkah yang harus diambil adalah dengan segera mengurangi produksi sampah yang tidak dapat didaur ulang.(Irawan)