Songsong Pemilu 2024, PEJABAT Ajak Masyarakat Jaga Keutuhan NKRI

Ketum Pengacara dan Jawara Bela Umat (PEJABAT) H Eka Jaya/sriwijayamedia.com-santi

Sriwijayamedia.com – Menyongsong pesta demokrasi pemilihan umum (pemilu) 2024, Ketua Umum (Ketum) Pengacara dan Jawara Bela Umat (PEJABAT) H Eka Jaya berharap tidak ada kegaduhan yang mengancam keutuhan negara.

Hal itu disampaikannya usai melantik para pengurus DPW PEJABAT Jakarta Selatan (Jaksel), di kawasan Warung Buncit, Sabtu (4/3/2023).

Bacaan Lainnya

Menurut Eka Jaya, sebagai organisasi masyarakat (ormas), PEJABAT mengambil peran ini, terutama dalam menyatukan masyarakat.

PEJABAT sebagai katalisator, dan jembatan seandainya ada ormas yang bertikai atau manakala terjadi permasalahan antar ormas. Jangan sampai masyarakat terkontaminasi dengan bahasa-bahasa (istilah) yang ingin membuat bangsa ini pecah.

“Yang harus dipahami adalah bagaimana kita menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan saling menghargai,” tutur Ustad Eka, sapaan akrabnya ini.

Terkait dengan dukungan PEJABAT untuk pemilu 2024 agar bisa berjalan lancar, pihaknya memastikan bahwa PEJABAT akan turut ambil bagian semaksimal mungkin menjaga situasi yang damai di masyarakat. Sehingga kegaduhan dan hal lain yang tak diinginkan dapat dihindari.

“Harapan kita untuk pemilu 2024 ini berjalan dengan baik dan lancar tanpa ada sesuatu kegaduhan yang membuat perpecahan negara,” jelas Ustad Eka.

Dia juga memastikan PEJABAT akan berusaha semaksimal mungkin untuk menjaga ini semua, agar tidak terjadi hal-hal yang menjadi suatu kegaduhan.

PEJABAT akan hadir disitu untuk memberikan pencerahan-pencerahan terutama kepada masyarakat agar bisa turut serta menjaga NKRI dengan cara guyub dan musyawarah bersama.

Tak sampai disitu, PEJABAT akan mengambil langkah dengan menjaga setiap tempat pemungutan suara (TPS) yang ada untuk menghindari kegaduhan dan hal-hal lain yang tidak diinginkan agar pemilu berjalan lancar.

Untuk itu, PEJABAT pun akan berusaha menjaga netralitas ketika ikut menjaga TPS nanti.

“Kita berusaha untuk tetap netral, sehingga bangsa ini nanti bisa menghasilkan pemimpin yang jujur dan adil (jurdil), istiqomah dan amanah serta memikirkan rakyatnya. Itu yang kita cari,” ungkap Ustad Eka.

Ustad Eka juga mengatakan jangan sampai ada ketergantungan dengan oligharkhi atau negara lainnya. Sebab Indonesia adalah bangsa besar dan kaya, tapi kenapa hanya dimiliki oleh segelintir orang.

Bahkan hampir separuh rakyat Indonesia dibawah garis kemiskinan. Apalagi sekarang ini Indonesia dihadapkan dengan krisis global. Kondisi ini seharusnya membuat Indonesia mempunyai ketahanan pangan dan kemandirian yang kuat.

“Indonesia ini sejak dulu adalah negara pejuang bukan Negara pecundang. Artinya Indonesia harus bisa berdiri diatas kaki sendiri,” akunya.

Eka Jaya menyatakan jika dirinya lebih mendukung gerakan amar ma’ruf nahi munkar demi menjaga generasi penerus, khusunya anak-anak.

Dia juga menilai pemerintah harusnya lebih banyak berkomunikasi dengan para ulama agar jangan sampai ada perpecahan.

Diinternal PEJABAT juga selalu diingatkan agar jangan sampai terpecah belah karena perbedaan agama, jangan sampai kita terpecah belah karena beda bahasa.

“Kita ini bangsa Indonesia bangsa yang besar. Kita harus bersatu, kita bangsa yang besar,” jelas Ustad Eka. (Santi)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *