Sriwijayamedia.com – Rektor Universitas Sriwijaya (Unsri) Prof Dr Ir H Anis Saggaff, MSCE., IPU., ASEAN.Eng., membuka secara langsung kuliah umum bela negara menghadirkan narasumber Sekretaris Jenderal (Sekjen) Dewan Ketahanan Nasional (DKN) RI Laksamana Madya TNI Dr Ir Harjo Susmoro, S.Sos., SH., MH., M.Tr.Opsla., berlangsung di Graha Sriwijaya Unsri Bukit Besar Palembang, Rabu (8/3/2023).
Kuliah umum ini mengambil tema “menyiapkan generasi unggul masa depan bangsa demi meningkatkan ketahanan nasional di era revolusi industri 4.0”.
“Unsri mendapat kehormatan karena mahasiswa secara langsung mendengarkan kuliah umum disampaikan Sekjen Laksamana Madya TNI Dr Ir Harjo Susmoro,”kata Rektor Unsri Prof Dr Ir H Anis Saggaff.
Dia berharap para mahasiswa sebagai generasi penerus harus tanggap, supaya nanti kedepan menjadi generasi unggul demi meningkatkan ketahanan nasional diera revolusi 4.0.
“Insya Allah tahun ini sejarah bagi Unsri, karena akan menempati posisi tertinggi dari seluruh kriteria perguruan tinggi menjadi PTN BH. Didalam PTN BH ini, ada visi utama yang sudah kita letakkan, yakni mencetak generasi unggul berakhlak mulia,” terangnya.
Rektor mengucapkan terima kasih kepada Sekjen DKN RI yang telah menyempatkan diri berbagi ilmu dengan seluruh mahasiswa.
“Mudah-mudahan ilmu yang diberikan hari ini bermanfaat bagi kita semua,” jelasnya.
Sementara itu, sekjen DKN RI Laksamana Madya TNI Dr Ir Harjo Susmoro menambahkan untuk menyiapkan generasi unggul, para penerus bangsa harus menguasai teknologi.
“Sistem revolusi industri seharusnya sudah masuk ke era 5.0, bukan lagi 4.0. Tapi Indonesia masih gagap mengadopsi era 4.0. Sementara diluar sana di negara-negara maju mereka sudah menggunakan teknologi 4.0 dalam kehidupan sehari-hari. 4.0 itu identik dengan internet of think. Segala sesuatu dengan menggunakan internet,” bebernya.
Dia menilai Indonesia ini masih belum siap menerapkan era 4.0. Disatunsisi lapangan pekerjaan cukup banyak ditunjang tenaga kerja yang siap kerja cukup banyak. Namun sayang kebutuhan kapabilitas, dan kapasitas tenaga kerja belum memadai.(ton)