Sriwijayamedia.com – Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Polri Komjen Agus Andrianto terus menjadi perhatian publik. Kasus dugaan tambang batubara ilegal yang menyeret namanya dalam upaya balas dendam Ferdy Sambo dan gengnya untuk mendongkel posisi Komjen Agus Andrianto saat ini.
Jika Komjen Agus Andrianto dan para petinggi Polri lainnya terindikasi terlibat, seharusnya pengusutan kasus ini terus dilanjutkan.
Terseretnya nama Kabareskrim bermula dari pernyataan mantan anggota Polres Samarinda, Ismail Bolong, yang mengaku menyetorkan uang miliaran rupiah ke Komjen Agus. Namun, belakangan Ismail menarik pernyataannya.
“Gagal mendongkel kursi Komjen Agus Andrianto, belakangan persoalan pribadi diangkat soal gaya hidup mewah istri Kabareskrim Komjen Agus Andrianto dan jadi perbincangan,” kata Direktur Eksekutif Studi Demokrasi Rakyat (SDR) Hari Purwanto, dalam siaran persnya, Kamis (30/3/2023).
Tentunya cara-cara tidak bermoral dan fitnah dengan menyerang pribadi Komjen Agus Andrianto lewat istri bukan cara kesatria.
Hari juga mengatakan, dengan mengatasnamakan warganet (netizen) menyerang kehidupan istri dari Komjen Agus Andrianto adalah serangan yang Terstruktur, Sistematis dan Masif (TSM) untuk menjegal posisi Kabareskrim saat ini dan menghubungkan ke kehidupan pribadi dari istri.
“Tentunya peristiwa demi peristiwa yang dialami Komjen Agus Andrianto tidak lepas dari posisinya saat ini sebagai Kabareskrim Mabes Polri,” imbuhnya.
Dia menilai cara-cara picik dilakukan dengan menyerang kehidupan pribadi orang-orang terdekat, apalagi menyangkut keluarga. Karena gagal mendongkel lewat kasus Ismail Bolong lalu masuk dengan persoalan pribadi mengatasnamakan warganet (netizen).
“Semoga Komjen Agus Andrianto tetap istiqomah dalam menorehkan prestasi meskipun berbagai cara dilakukan secara TSM oleh orang-orang yang sakit hati akan konsistensi dan keteguhan langkah yang diambil dalam posisinya sebagai Kabareskrim saat ini,” jelas Hari.(Irawan)