Pengurus Persi dan Makersi Dikukuhkan, Gubernur Deru: Ada Reward dan Punishment

Usai dikukuhkan, Gubernur Sumsel H Herman Deru berfoto bersama pengurus Persi dan Makersi Sumsel, di Hotel Novotel, Sabtu (4/2/2023)/sriwijayamedia.com-ton

Sriwijayamedia.com – Pengurus Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi) dan pengurus Kehormatan Etik Rumah Sakit Indonesia (Makersi) wilayah Sumsel periode 2022-2025 secara resmi dikukuhkan, di Hotel Novotel, Sabtu (4/2/2023). 

Pengukuhan pengurus Persi Sumsel dinakhodai Dr Hj Makiani, SH., MM., MARS., dan Ketua Makersi dr Henry Yapari, M.Kes., dilakukan Ketua Umum (Ketum) Persi Pusat dr Bambang Wibowo, Sp.OG(K)., MARS., FISQua, disaksikan Gubernur Sumsel H Herman Deru.

Bacaan Lainnya

Gubernur Sumsel H Herman Deru berharap Persi dapat menjadi pagar bagi layanan kesehatan agar masyarakat tidak berobat ke luar negeri dan cukup memperoleh layanan kesehatan di Sumsel.

“Ini harus dimulai dari manajemen, komunikasi, performance. Bahkan teknologi kita sudah tidak kalah dengan negara tetangga,” kata Gubernur.

Deru meyakini masyarakat Sumsel sudah mulai sangat percaya dengan layanan yang diberikan oleh anggota Persi, baik Rumah Sakit (RS) negeri maupun swasta dari berbagai kelas yang dimiliki.

Pemprov Sumsel akan bersama-sama dengan Persi dan Makersi memberikan reward dan punishment bagi RS. Untuk reward, jika ada yang baik pelayanannya akan diberikan reward hingga bantuan keuangan.

Sedangkan punishment akan diberikan jika buruk layanannya.

“Saya harap kedepan setiap RS itu ada layanan unggulan. Misalnya RS Siti Fatimah unggulannya pada jantung dan ortopedi,” ungkapnya.

Sementara itu, Ketum Persi Pusat dr Bambang Wibowo, Sp.OG(K)., MARS.FISQua., menambahkan untuk pelayanan bisa dilihat dari berbagai aspek, baik dari teknik medis maupun non medis.

“Teknik medis komunikasi itu penting untuk memberikan pelayanan yang profesional. Pemberi layanan harus mampu berkomunikasi dengan baik dan menempatkan pasien sebagai subjek,” terangnya.

Suksesnya pelayanan adalah interaksi antara keluarga pasien dengan pemberi layanan melalui komunikasi.

Begitu pun disampaikan Ketua Makersi Sumsel dr Henry Yapari, M.Kes., melanjutkan dalam kode etik RS, ada masalah pokok utama yakni etika dan perilaku, komunikasi dan pelayanan.

“Etika dan komunikasi harus jelas dan efektif. Pelayanan iyang diberikan ke pasien dan keluarga pasien juga harus menyenangkan. Etika profesi RD harus dijalani. Caranya dipengaruhi oleh budaya juga corporate culture,” imbuhnya.

“Untuk peralatan kita sudah mumpuni. Tadi sudah jelaskan Gubernur peralatan kita sudah mempunyai,” imbuhnya.

Setali tiga uang, Ketua Persi Sumsel sekaligus Direktur RSUD Palembang BARI dr Hj Makiani, SH., MM., MARS., mengaku Persi Sumsel merupakan bagian dari pusat.

“Kita rumah sakit melakukan konsolidasi dan membantu semuanya supaya bisa berkolaborasi dengan baik. Seperti yang disampaikan Gubernur Sumsel H Herman Deru, kita punya unggulan-unggulan di setiap RS,” jelasnya.(ton)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *