Klaim Terbaik Pertama Penurunan Stunting se Sumsel, OKI Diganjar Reward

Pemkab OKI menerima penghargaan karena berhasil menurunkan angka stunting, di Hotel Novotel Palembang, Rabu (15/2/2023)/sriwijayamedia.com-jay

Sriwijayamedia.com – Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) berhasil menurunkan angka stunting secara signifikan dari 32,2 persen tahun 2021 menjadi 15,1 persen di tahun 2022.

Angka prevalensi stunting di Kabupaten ini diklaim mampu ditekan sebanyak 17,1 % dalam kurun waktu satu tahun.

Bacaan Lainnya

Hasil Survei Status Gizi (SSGI) yang diumumkan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menempatkan Kabupaten OKI sebagai daerah paling sukses menurunkan angka prevelensi status stunting di Sumsel.

Atas upaya itu, Pemkab OKI menyabet dua penghargaan atau reward sekaligus dari Kepala BKKBN RI dan Gubernur Sumsel H Herman Deru, diacara Rakerda/Forum Koordinasi Program Bangga Kencana dan Program Penurunan Kasus Stunting Provinsi Sumsel Tahun 2023, di Hotel Novotel Palembang, Rabu (15/2/2023).

“Kita patut berbangga dengan capaian ini. Keberhasilan Kabupaten OKI menurunkan angka stunting menempatkan kita sebagai daerah yang paling signifikan dalam menurunkan stunting. Hal ini berkat kerja keras kita semua,” ujar Staf Ahli Bupati Bidang Pemerintahan, Cholid Hamdan, SE.

Sementara itu, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) OKI HM Lubis menambahkan penurunan angka stunting di OKI berkat upaya kolabaratif berbagai sektor.

“Penanganan stunting dari hulu ke hilir, secara konvergensi atau lintas sektoral,” terang Lubis

Lubis menerangkan keseriusan Pemkab OKI dalam menyelesaikan persoalan stunting dimulai dengan dibentuknya Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) tingkat kabupaten dan kecamatan serta desa/kelurahan.

Infrastruktur dan lembaga yang ada, masih kata dia, digerakkan untuk memudahkan menyelesaikan persoalan stunting. Dari lingkungan mulai air bersih, jamban keluarga, sanitasi, rumah sehat, kecukupan gizi ibu hamil dan balita melalui kerja terintegrasi dan terkonsolidasi.

“Kita kerahkan sebanyak 1.806 orang Tim Pendamping Keluarga (TPK) bertugas mendampingi 4.200 Rukun Tetangga (RT) tersebar di 327 desa di wilayah OKI. TPK mendampingi keluarga yang dikategorikan mengalami stunting hingga rentan stunting,” jelas Lubis.

Disamping itu, penurunan stunting di OKI berkat pendampingan mulai dari hulu.

Berkolaborasi dengan Kementrian Agama (Kemenag), Pemkab OKI menggagas program “Cegah Stunting dan Tingkatan Kualitas Keluarga dengan Terencana” atau (Canting Kencana).

“Canting Kencana itu pendampingan bagi para calon pengantin. Tiga bulan sebelum menikah, calon pengantin diperiksa kesehatannya. Jika anemia atau kurang darah dan kurang gizi kronis (KEK) diimbau untuk menunda kehamilan, demi kesehatan ibu dan bayi sampai gizi tercukupi,” papar Lubis.(jay)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *