Tahun 2023, DPTPH Sumsel Unggulkan Dua Program Kerja

Kepala DPTPH Sumsel HR Bambang Pramono/sriwijayamedia.com-ton

Sriwijayamedia.com – Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, dan Holtikultura (DPTPH) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) memastikan pada tahun 2023 ini tetap memegang dua program kerja unggulan. Yaitu peningkatan produksi dan produktifitas sesuai dengan arahan Gubernur Sumsel H Herman Deru, dan program Gerakan Sumsel Mandiri Pangan.

“Program pertama yaitu peningkatan produksi dan produktifitas yang tentu saja terkait dengan ketersediaan pangan di Sumsel,” ujar Kepala DPTPH Sumsel HR Bambang Pramono, saat ditemui diruang kerjanya, Kamis (5/1/2023).

Bacaan Lainnya

Menurut dia, sejak dicanangkannya oleh Menteri Pertanian pada 28 Mei 2021 bahwa Sumsel tidak hanya sebagai lumbung pangan, tetapi juga sebagai penyangga pangan nasional.

Sejalan dengan itu, program peningkatan produksi dan produktifitas ini disinergikan dengan program yang didukung anggaran APBN dan APBD.

“Alhamdulillah, disektor pertanian Gubernur Sumsel H Herman Deru mengangkat 1.400 Pendamping Peningkatan Ekonomi Pertanian (PPEP). Ini sudah berjalan ditahun ketiga. Asumsinya setiap tahun membutuhkan alokasi anggaran sebesar Rp30 miliar,” tuturnya.

Dia mengaku pihaknya terus berupaya untuk membantu meningkatkan produksi dilahan-lahan marginal, seperti dilahan lebak, pasang surut dengan memberikan bantuan benih dan pupuk.

Dengan begitu akan berdampak terhadap produksi dan produktifitas di Sumsel.

“Tahun 2022 merupakan capaian produktifitas tertinggi sepanjang sejarah kita di Sumsel. Dimana produksi bisa mencapai 53 kuintal per hektar, atau naik setiap tahunnya,” imbuhnya.

Dia menyebut 7 penghasil utama tanaman padi berada di Kabupaten Banyuasin, Ogan Komering Ulu (OKU) Timur, Ogan Komering Ilir (OKI), Musi Banyuasin (Muba), dan Musi Rawas. 

Dia melanjutkan bahwa Gerakan Sumsel Mandiri Pangan ini tidak hanya menyasar kepada petani saja, tetapi semua masyarakat yang ada di Sumsel.

“Dari tahun 2021 ke 2022, alhamdulillah peningkatan produksi kita capai 200.000 ton lebih. Pada tahun 2021, produksi kita baru capai 2,54 juta ton, dan saat ini kita sudah capai 2,75 juta ton. Jadi ada peningkatan 200.000 ton untuk gabah kering giling,” paparnya.

Peningkatan produksi ini berkat dukungan dari Gubernur Sumsel H Herman Deru, termasuk seluruh stakeholder yang ada di Sumsel. 

Terkait jaringan infrastruktur dilahan-lahan pasang surut, dia menilai sudah cukup baik. Tapi untuk dilahan lebak perlu ditingkatkan untuk sarana dan prasarananya.

“Adapun alat mesin pertanian yang sangat dibutuhkan saat ini ada dua yakni Combine Harvester (mesin panen), traktor roda 4, roda 2, pompa air, dan lain-lain,” jelasnya.(ton)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *