Pasca Dilantik, DPD Pemuda Tani Indonesia Adakan Diskusi Publik

Pasca dilantik, DPD Pemuda Tani Indonesia Sumsel periode 2023-2028 mengadakan diskusi publik, menghadirkan berbagai narasumber, Jum'at (13/1/2023)/sriwijayamedia.com-ton

Sriwijayamedia.com – Pasca dilantik, Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Pemuda Tani Indonesia Sumsel periode 2023-2028 mengadakan diskusi publik, menghadirkan berbagai narasumber, Jum’at (13/1/2023).

Dengan mengambil tema “Transformasi peran pemuda tani Indonesia dalam pemanfaatan teknologi menuju Sumsel Mandiri Pangan”, diskusi publik ini dihadiri Gubernur Sumsel H Herman Deru, Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Holtikultura (DPTPH) Sumsel H R Bambang Pramono, Ketua Umum (Ketum) Pemuda Tani Indonesia G Budiasatrio Djiwandono, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Pemuda Tani Indonesia R Sonny Suroyo, Bendahara Umum Pemuda Tani Indonesia M Atraz Mafazi, dan lainnya.

Bacaan Lainnya

Gubernur Sumsel H Herman Deru mengatakan pemerintah terus berupaya memakmurkan petani. Untuk itu, petani harus meningkatkan produktivitas dan marketing produk.

“Petani adalah profesi terhormat, dan sangat menjanjikan. Petani juga  harus memiliki jiwa kewirausahaan. Jangan sampai petani ini menjadi buruh di lahannya sendiri,” ujar Deru.

Ketua DPD Pemuda Tani Indonesia Provinsi Sumsel Adzanu Gentar Nusantara menambahkan pihaknya bersyukur prosesi pelantikan DPD Pemuda Tani Sumsel berjalan lancar.

“Pasca dilantiknya, sesegera mungkin bersinergi dengan program-program yang sudah dicanangkan oleh Gubernur Sumsel yaitu Gerakan Sumsel Mandiri Pangan,” ungkapnya.

Dia mengaku profesi petani ini adalah profesi yang usianya diatas 40 tahun. Dapat dibayangkan 20 tahun mendatang petani pensiun, siapa yang akan meneruskan profesi ini.

“Berdasarkan hasil survei baru 10 persen di Indonesia ini generasi muda berprofesi sebagai petani,” akunya.

Dalam diskusi itu, Kepala DPTPH Sumsel H R Bambang Pramono memaparkan tentang transformasi informasi digitalisasi. Saat ini, semua program pertanian semuanya sudah menggunakan aplikasi. Seperti halnya pupuk subsidi.

“Dari data aplikasi sistem penyuluhan pertanian (Simultan), tercatat sampai saat ini ada sekitar 786.513 petani. Sementara petani yang berhasil menebus pupuk baru 310.000 petani,” imbuhnya.

Dia mengaku kendala dihadapi petani ialah tidak melakukan input elektronik alokasi (e-aloksi) hingga persoalan sumber daya manusia (SDM).

Hal penting lainnya ialah minimnya motivasi ataupun gerapakan dari pejabat untuk menggaungkan Gerakan Sumsel Mandiri Pangan. Salah satunya Gerakan Ayo Menanam.

“Untuk menjadi insan pertanian itu ada hal yang harus dipenuhi yaitu, petani memiliki lahan,,” jelasnya.(ton)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *