Minim Armada Angkutan, Pembuangan Sampah di OI Belum Maksimal

Kabid Kebersihan dan Pertamanan Tofan Arno/sriwijayamedia.com-hdn

Sriwijayamedia.com – Persoalan pembuangan sampah di wilayah Kabupaten Ogan Ilir (OI) nampaknya masih banyak menemui kendala. Selain minimnya armada kendaraan untuk mengangkut sampah hingga ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di kawasan Desa Palemraya Kecamatan Indralaya Utara, kondisi kendaraannya juga sangat memprihatinkan.

“Kita saat ini memiliki armada sebanyak 14 buah baik berupa dump truk maupun amrol, dua diantaranya kondisi baik keluaran tahun 2016. Sedangkan selebihnya keluaran tahun 2005, 2006 dan 2008. Logikanya, kendaraan itu sudah waktunya dilelang,’’ kata Kepala Dinas Lingkungan Pemkab OI Husni Tamrin melalui Kabid Kebersihan dan Pertamanan Tofan Arno, kepada awak media, Sabtu (10/12/2022).

Tofan menyebut jumlah petugas saat ini sebanyak 190 orang yang dibagi tiga bidang, yakni petugas sapu jalan, petugas ruang terbuka hijau (RTH) dan petugas pengangkut sampah.

“Baik armada kendaraan, maupun jumlah petugas belum sebanding atau ideal dengan luas wilayah yang harus dikerjakan , meliputi 16 Kecamatan,’’ tutur Tofan.

Bahkan struktur organisasi bidang kebersihan dan pertamanan juga sangat minim personel.

“Saya hanya punya anak buah tiga orang honorer, sedangkan ASN hanya saya sendiri,’’ akunya.

Tofan menjelaskan kondisi armada kendaraan yang setiap minggu harus keluar masuk bengkel untuk melakukan perawatan.

“Inilah yang terjadi saat ini, hampir setiap minggu armada kendaraan kita keluar masuk bengkel,’’ tuturnya.

Untuk anggaran perbaikan dan pemeliharaan armada kendaraan dump truk dan amrol dianggaran sebesar Rp220 juta setahunnya. Untuk memaksimalkan daya angkut sampah, pada tahun anggaran 2023, pihaknya akan menambah dua armada lagi.

“Idealnya memang setiap kecamatan ada satu armada kendaraan truk, tapi faktanya kita harus bersabar,’’ jelasnya.

Saat ini, armada dump truk mampu mengangkut sebanyak 9 kubik sampah per hari, dan kendaraan amrol sebanyak 6 kubik per hari untuk dibawa ke TPA Palemraya atau sekitar 20 persen yang mampu diangkut.

Dia berharap pada tahun tahun mendatang, sesuai yang pernah  dilakukan studi tiru dibeberapa kabupaten dan kota di Pulau Jawa, sampah yang diangkut bisa didaur ulang.

Sehingga bisa dimanfaatkan, baik untuk pupuk maupun bahan baku lainnya, sehingga akan menambah pendapatan PAD. 

“Tapi kondisi sekarang justru sampah yang dibawa ke TPA Paralemraya, masih dilakukan open dumping alias langsung ditimbun,” paparnya. (hdn)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *