Masa Kepemimpinan H Teddy, Angka Kemiskinan OKU Diklaim Turun 1,01 Persen

Pj Bupati OKU H Teddy Meilwansyah, saat beraudiensi dengan Kepala BPS OKU Mukti Riadi, di Pendopo Rumah Dinas Bupati OKU, Selasa (27/12/2022)/sriwijayamedia.com-rnj

Sriwijayamedia.com – Dimasa Kepemimpinan Pj. Bupati OKU H Teddy Meilwansyah, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) mengukir prestasi. Pasca pandemi Covid-19, angka kemiskinan OKU Diklaim mengalami penurunan drastis.

Dari data Badan Pusat Statistik (BPS) OKU, persentase penduduk miskin di Bumi Sebimbing Sekundang pada tahun 2021 tercatat 12,26 persen. Ditahun 2022 terjadi penurunan menjadi 11.61 persen. Artinya dalam kurun 1 tahun terakhir, angka kemiskinan OKU turun sebesar 1,01 persen.

Bacaan Lainnya

“Memberantas atau mengurangi penduduk miskin itu bukanlah hal sederhana atau semudah membalikan telapak tangan. Penurunan angka kemiskinan capai angka 1 digit lebih merupakan suatu prestasi yang sangat luar biasa,” kata Kepala BPS OKU Mukti Riadi, saat saat audiensi dengan Pj Bupati OKU H Teddy Meilwansyah, S.STP., MM., M.Pd., di Pendopo Rumah Dinas Bupati OKU, Selasa (27/12/2022).

Tak hanya itu, BPS menyebut dari sisi Indeks pembangunan Manusia (IPM) tahun 2022 capai 70,24 atau tumbuh 0,83 persen atau meningkat 0,64 poin dibanding capaian tahun 2021.

Peningkatkan ini menjadikan IPM OKU berada pada level atau kategori tinggi.

“IPM itu dibagi menjadi beberapa kategori. 70 ke bawah itu disebut kategori sedang. 70 keatas disebut kategori tinggi. Ditahun 2022 ini IPM OKU mencapai 70,24, artinya sejak berdirinya kabupaten OKU ini baru pertama kali inilah pembangunan manusia di OKU berpredikat tinggi,” terangnya.

Dia melanjutkan variasi lain yang direferensikan ke dalam angka kemiskinan juga mengalami penurunan. Variasi angka kemiskian semakin mengecil menunjukan bahwa jika diberikan intervensi kebijakan pemerintah yang tepat, dalam memutus mata rantai kemiskinan di OKU akan bisa lebih efektif.

“Pada masa pandemi Covid-19, semua daerah memgalami shock, ekonomi turun begitu juga pembangunan manusia yang terefleksi dari beberapa sektor khususnya kesehatan,” paparnya.

Menurut Mukti, ada 3 komponen pembentuk IPM. Pertama dimensi kesehatan, kedua pengetahuan atau pendidikan dan ketiga adalah daya beli atau ekonomi. Ketika terjadi pandemic, tentunya dimensi kesehatan mengalami gangguan yang terjadi secara massif.

“Tapi jika kita lihat data pandemic mulai terjadi diakhir tahun 2019, IPM OKU masih meningkat dari tahun 2018. Tahun 2020 puncak terjadi pandemic, IPM kita turun kemudian recovery situasi menjadi baik pada tahun 2021 meningkat 69,60 dan melejit ditahun 2022 dengan predikat tinggi, dan ini pertama kali selama OKU berdiri,” jelasnya.

Sementara itu, Pj Bupati OKU H Teddy Meilwansyah mengatakan pencapaian ini merupakan kerja keras dari seluruh pihak, termasuk dukungan dari masyarakat.

“Pencapaian ini sangat luar biasa. Artinya program-program kerja kita tahun ini bisa dikatakan tepat sasaran dan memberikan dampak yang cukup positif dirasakan oleh masyarakat,” kata Teddy

Menurut Teddy, pihaknya melakukan hal- hal ringan, namun bermanfaat untuk masyarakat. Seperti pembagian bibit tanaman yang dapat meningkatkan ketahanan pangan masyarakat dengan memanfaatkan pekarangan rumah.

“IPM Kita meningkat dengan predikat tinggi dan ini pertama kalinya terjadi di OKU. Kita wajib mensyukuri hal ini. Semoga kedepan IPM OKU semakin meningkat dan angka kemiskinan di OKU terus menurun,”  imbuhnya,.(rnj)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *