Sriwijayamedia.com – Internet dan Global Positioning System (GPS)vkini menjadi fasilitas yang digunakan sehari-hari. Namun siapa sangka, teknologi ini awal mulanya dibuat oleh dunia militer.
Hal demikian diungkapkan Pakar IT SEVIMA Wahyudi Agustiono, PhD., dalam Workshop Transformasi Smart Campus, di Gedung Maspardi Akademi Angkatan Laut (AAL) Surabaya, Kamis (22/12/2022).
Wahyudi membagikan pengalamannya dalam melakukan digitalisasi dengan SEVIMA Platform di AAL dan lebih dari 750 kampus yang tergabung dalam Komunitas SEVIMA.
Menurut dia, istilah teknologi terkini seperti Artificial Intelligence (kecerdasan buatan), Metaverse (dunia virtual), dan Natural Language Processing (kemampuan komputer untuk bicara bahasa manusia), mungkin masih menjadi istilah yang asing bagi masyarakat awam.
Namun, Wahyudi mengajak jangan sampai civitas dunia militer belum mengetahui istilah-istilah itu. Tips pertama memajukan teknologi di kampus militer adalah civitas dunia militer harus mengenal istilah dan teknologi terkini.
Harapannya civitas dunia militer tidak hanya menjadi yang terdepan dalam memahami ancaman kedaulatan yang hadir melalui teknologi, tapi juga mampu membagikan ilmunya pada masyarakat luas, bahkan mengembangkan teknologi itu sendiri lebih jauh lagi.
“Tranformasi civitas dunia militer untuk lebih paham tentang teknologi, bisa mendorong kampus militer untuk kembali ke fitrahnya. Karena sejarah membuktikan, militer telah sangat banyak berkontribusi membanguan peradaban dengan ilmu pengetahuan, dan ini bisa kita lanjutkan di Indonesia,” ungkap Wahyudi.
Selanjutnya, kata dia, Taruna AAL maupun kampus militer lainnya di Indonesia adalah generasi Z yang sudah melek dunia digital. Cara penyampaian materi yang dilakukan di kampus tentu tak bisa lagi sama seperti dulu.
Harus memanfaatkan teknologi digital seperti sistem akademik berbasis awan (Siakadcloud) dan sistem manajemen pembelajaran (Edlink) yang telah digunakan di AAL.
Oleh karena itu, Wahyudi mengajak kampus-kampus militer untuk memanfaatkan dunia digital dalam proses pembelajaran.
“Misalnya, simulasi perang menggunakan teknologi. Manfaatkan teknologi dan tambahkan kurikulum yang kekinian sesuai dengan perkembangan zaman, ini akan jadi bekal untuk kemajuan teknologi dunia militer dan kemajuan teknologi Indonesia,” terang Wahyudi.
Terakhir adalah kampus militer dan taruna yang siap bersaing di era digital, juga harus didukung oleh fasilitas yang mumpuni. Oleh karena itu, kampus militer perlu memiliki infrastruktur digital yang handal tetapi tetap terjangkau, roadmap yang sesuai, saling terintegrasi dan terkoneksi, perubahan mindset, serta mengikuti peraturan perundang-undangan.
“Solusi berbasis IT untuk mengembangkan skill digital literasi bahkan skill untuk memenangkan pertempuran, sudah ada dan menanti untuk kita gunakan. Jika fasilitasnya disediakan, maka lulusan kampus militer di Indonesia akan memiliki kompetensi IT yang siap untuk menjaga kedaulatan Indonesia sekaligus memajukan teknologi,” papar Wahyudi.
Sementara itu, Wakil Gubernur (Wagub) AAL Brigadir Jenderal TNI (Mar) Edy Prakoso mengajak segenap keluarga besar TNI Angkatan Laut untuk terus mengembangkan teknologi dengan mengulangi kesuksesan GPS dan Internet.
Karena kemajuan teknologi telah terbukti menjadi keunggulan dunia militer di masa lalu, dan sangat diperlukan mendukung kemajuan Indonesia kedepan. Terlebih sumber daya manusia (SDM) dengan skill digital makin dibutuhkan.
Brigjen Edy mengungkapkan bahwa workshop ini dapat menjadi kesempatan untuk AAL menyiapkan hal-hal yang diperlukan untuk meningkatkan diri menuju akreditasi unggul.
“Teknologi begitu penting untuk peningkatan mutu pendidikan AAL. Transformasi menuju smart campus inilah yang menjadi langkah kunci untuk mengantarkan AAL menuju akreditasi unggul dan berbagai pencapaian kedepan,” imbuhnya.(ilang)