Permudah Pahami Pencegahan Stunting, BKKBN Luncurkan Materi Audiovisual

Kepala BKKBN Dr HC dr Hasto Wardoyo menekan tombol peluncuran materi audiovisual secara nasional, di Pendopo Kabupaten Brebes, Jateng, Senin (28/11/2022)/sriwijayamedia.com-ilang

Sriwijayamedia.com – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) meluncurkan materi audiovisual penyuluhan percepatan penurunan stunting untuk digunakan para penyuluh agama. 

Melalui bahasa agama yang dikuasai para penyuluh agama, masyarakat lebih mudah menerima pemahaman pencegahan stunting.

Bacaan Lainnya

Kegiatan peluncuran materi audiovisual secara nasional dilaksanakan secara daring dan luring, dipusatkan di Pendopo Kabupaten Brebes, Jawa Tengah (Jateng), Senin (28/11/2022).

Kepala BKKBN Dr HC dr Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) menyebut kegiatan yang baru pertama kali digelar itu sebagai “dari Brebes untuk Indonesia”. Kegiatan luring dihadiri sekitar 650 penyuluh agama dan lebih dari 1.000 orang mengikuti secara daring.

“di Indonesia terdapat 4,8 juta kehamilan per tahun. Jumlah tersebut setara dengan penduduk Singapura. Sehingga kita melahirkan satu negara tiap tahun,” kata Hasto.

Hasto mengatakan keterlibatan setiap pihak dibutuhkan dalam upaya penurunan stunting salah satunya penyuluh agama. Maka atas arahan Menteri Agama, kegiatan hari ini diinisiasi sebagai bentuk pembekalan bagi penyuluh agama untuk turut berperan dalam menyampaikan pengetahuan program percepatan penurunan stunting kepada masyarakat di Indonesia.

Terkait dengan penyuluh KB, Hasto berharap penyuluh agama dapat membagikan pengetahuan agama terkait pembentukan keluarga sakinah mawaddah warrahmah, sehingga penyuluh KB tidak hanya memberikan informasi mengenai keluarga tapi juga menjadi contoh teladan dalam membina keluarga sakinah, mawadah, warohmah.

Hasto menyebut setiap tahun tercatat ada 2 juta pernikahan, dimana 1,6 juta hamil pada tahun pertama pernikahan dan ada 400.000 bayi yang dilahirkan diantaranya berpeluang stunting.

“Diperlukan kolaborasi dari lintas sektor sehingga upaya pencegahan kasus stunting dapat dilakukan semenjak dini, yaitu sebelum pernikahan,” ulasnya.

Dia melanjutkan pendampingan pasutri baru dilakukan, terutama bagi calon ibu yang terdeteksi stunting setelah dilakukan pemeriksaan sebelum pernikahan. Boleh menikah, tapi jangan hamil dulu.

Bagi calon ibu, dilakukan pemeriksaan lingkar lengan atas dan HB, sementara calon ayah, 75 hari sebelum pembuahan perlu mengurangi kebiasaan buruk seperti rokok dan alkohol supaya bibitnya bagus.
Karena lewat 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), upaya intervensi terhadap anak stunting tidak dapat dilakukan lagi.

Sementara itu, mewakili Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, Direktur Penerangan Agama Islam Kementerian Agama (Kemenag) Dr H Ahmad Zayadi, M.Pd., mengingatkan sumber daya yang dimiliki perlu dikolaborasi dengan baik sehingga dapat dimanfaatkan untuk mengatasi permasalahan bangsa.

Saat ini, terdapat 50.262 penyuluh agama PNS dan 45.000 penyuluh agama non PNS, yang semuanya merupakan aparat atau instrumen negara.

Sebanyak 10.032 diantaranya telah mengikuti Bimtek Penguatan Kompetensi Penceramah Agama dan tergabung dalam Majelis Da’i Kebangsaan.

“Penyuluh agama, penceramah agama, dai dan dai’ah memiliki kemampuan yang spesial, yakni mudah menyampaikan upaya pencegahan stunting dengan menggunakan bahasa agama,” tutur Ahmad Zayadi.

Menurut Ahmad, potensi ini dapat mempercepat penurunan angka stunting menjadi sesuai target 14% di tahun 2024. Prevalensi stunting di Kabupaten Brebes, dimana berdasarkan SSGI 2021 angka stuntingnya 26.3% juga harus diturunkan.

“Penyuluh agama menjadi rujukan umat. Ini penting, karena penyuluh agama menjadi sumber literatur dalam memperkuat moderasi agama masyarakat,” beber Ahmad.

Ditambah dengan kolaborasi kementerian dan lembaga, diantaranya melalui rumusan kebijakan.

Dia berharap setiap ikhtiar percepatan penurunan stunting dapat dituntaskan dengan baik.

Bupati Brebes Hj Idza Priyanti, A.Md., SE., MH., yang membuka kegiatan ini menyampaikan iovasi program kerjasama antara Kemenag dan BKKBN seperti inilah yang dibutuhkan dalam sinergitas percepatan penurunan stunting sebagai bentuk andil dan kontribusi permasalahan bangsa.

“Keterlibatan da’i, tokoh agama, dan penyuluh agama dipandang efektif, karena tokoh agama adalah panutan yang diikuti oleh masyarakat,” paparnya.

Pada kesempatan itu, Idza menyerahkan bantuan PMT berupa beras, telur, biskuit serta biskuit bayi tinggi protein kepada keluarga dengan balita stunting. 

Terpisah, Deputi III Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Pembangunan Kependudukan Kemenko PMK drg Agus Suprapto M.Kes., mengingatkan bahwa hari-hari ini peran penyuluh sangat penting. Sehingga ikhtiar, waktu dan nikmat yang diberikan, dikerahkan sebagai upaya untuk menurunkan angka stunting di Kabupaten Brebes yang kaya akan potensi ikan, telor asin dan brambang (bawang merah).

Diketahui, Peluncuran materi audio visual dilakukan dengan penekanan tombol secara simbolis oleh Kepala BKKBN, Deputi III Kemenko PMK, Direktur Penerangan Agama Islam Kemenag, Bupati Kabupaten Brebes, Perwakilan MUI Kabupaten Brebes serta mewakili tokoh agama Prof Dr Hamka Haq dan KH Subhan Makmun.(ilang/fadhli)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *