Ini Disampaikan Deputi Konservasi Arsip ANRI di FGD Dinas Kearsipan Sumsel

Deputi Konservasi Arsip pada Arsip Nasional RI Dr Kandar dalam FGD Dinas Kearsipan Sumsel, di Ballroom Excelton Hotel Palembang, Rabu (9/11/2022)/sriwijayamedia.com-ton

Sriwijayamedia.com – Deputi Konservasi Arsip pada Arsip Nasional RI Dr Kandar menghadiri Focus Group Discussion (FGD) diselenggarakan Dinas Kearsipan Sumsel, di Ballroom Excelton Hotel Palembang, Rabu (9/11/2022).

Dengan mengambil tema “Diorama Sejarah Sumsel Sebagai Memory Kolektif”, Dr Kandar melaporkan bahwa hasil pengawasan kearsipan di Sumsel dengan predikat sangat baik.

Bacaan Lainnya

“Atensi Sumsel terhadap kearsipan begitu luar biasa. Kita tahu bahwa hubungan Sumsel dengan Kerajaan Sriwijaya dan Kesultanan Palembang sudah sejak abad 7 atau bahkan sebelumnya. Semua data itu telah ada di arsip nasional, di masyarakat hingga luar negeri,” tuturnya.

Bahwa Kerajaan Sriwijaya menguasai Singapura, Kamboja, Thailand, Sumatera, Tibet, India, dan sebagian di Pulau Jawa ada dibawah kekuasaan Sriwijaya.

Gubernur Sumsel H Herman Deru menambahkan jika berbicara tentang arsip berarti juga berbicara tentang kemanfaatan.

“Kita tidak pernah tahu kapan arsip itu dibutuhkan. Seolah-olah itu hanya tugas kearsipan atau milik ibu-ibu rumah tangga yang menyimpan semua filenya,” terang Deru seraya menambahkan sejarah Sumsel tidak terlepas dari Kerajaan Sriwijaya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kearsipan Sumsel Prof Dr H M Edwar Juliartha melanjutkan pelaksanaan kegiatan ini berdasar Undang-Undang No 43/2009 tentang kearsipan, Peraturan Pemerintah (PP) No 28/2012 tentang pelaksanaan Undang-Undang No 43/2009, Peraturan Kepala Arsip Nasional RI No 10/2019 tentang standar pelayanan diorama sejarah perjuangan bangsa.

“Kgiatan ini juga dalam rangka memperingati Hari Pahlawan pada 10 November dan Hari Ulang Tahun (HUT) Bank SumselBabel (BSB) ke 65 tahun,” imbuhnya.

Dalam pelaksanaan FGD ini, pihaknya memfokuskan menyamakan tanggapan atau persepsi suatu topik isu atau minat terhadap diorama ini.

Sekaligus menggalang masukan dari peserta FGD untuk penyempurnaan pembuatan diorama sejarah Sumsel sebagai memory kolektif daerah dan upaya mewujudkan masyarakat berkarakter dan berbudaya.

“Adanya pembuatan diorama ini dapat mempermudah masyarakat untuk dapat menangkap dan mengenal sejarah serta kejadian penting yang pernah ada,” jelasnya.(ton)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *