Fortas Jaring 50 Teater Sekolah, Shoting Perdana Usung “Puyang Leluhur”

Adegan Lakon “Puyang Leluhur” Teater Sangsas MA Patra Mandiri Palembang, saat shoting di TVRI Sumsel, jelang Anugerah Teater Sekolah se-Sumsel, Sabtu (15/10/2022)/sriwijayamedia.com-dok-fortassumsel

Sriwijayamedia.com – Menandai dimulaianya Parade dan Anugerah Teater Sekolah se-Sumsel 2022, Forum Teater Sekolah (Fortas) Sumsel mengusung Teater Sangsas Madrasah Aliyah (MA) Patra Mandiri Palembang shoting perdana di TVRI Sumsel, Sabtu (15/10/2022).

Naskah “Puyang Leluhur” karya dan sutradara Eka Armawati, S.Pd., ini tampil di layar kaca TVRI Sumsel dalam durasi 40 menit. Parade teater dilanjutkan dengan “Bedah Panggung” dengan menghadirkan tokoh teater Sumsel, Toton Dai Permana dipandu Imron Supriyadi, jurnalis senior di Palembang.

Dalam diskusi singkat itu, Toton yang mengenal teater sejak tahun 1979 saat di Teater DD Palembang ini menilai sebagai pemula, pementasan Teater Sangsas sudah lumayan baik. Hanya saja masih diperlukan perbaikan dari berbagai sisi. Baik keaktoran, artistik, penguatan konten naskah dan penyutradaraan.

“Kalau melihat secara umum, sebagai teater sekolah sudah baik. Tetapi ini tetap perlu banyak evaluasi dan perbaikan, agar kedepan bisa tampil lebih maksimal. Teruslah berkarya dan belajar dan belajar,” ujar pendiri Teater 707 Palembang ini.

Toton menyarankan naskah “Puyang Leluhur” yang didasari tradisi mistik di sebuah daerah di Sumsel akan lebih baik jika diwarnai dengan alunan musik yang bisa membangun suasana kedaerahan, tempat peristiwa itu terjadi.

Pendiri Teater Umak Palembang ini mengilustrasikan ada tradisi di Pagaralam atau di OKU Selatan atau di daerah yang berbasis suku Pasmah, sehingga dalam pementasan teater bisa memunculkan tradisi di daerah itu.

Boleh dengan musik, sastra tutur, diantaranya geguritan, tadud atau apa saja yang bisa mewakili daerah tempat peristiwa terjadi.

“Konten daerah, apalagi ada tradisi mistik boleh saja diusung. Tetapi akan lebih baik, suasana magis dan lokasi kejadian didukung dengan ilustrasi musik, atau tradisi sastra lisan, seperti geguritan, tadud di daerah itu. Jadi musik bukan sekadar backsund pentas, tetapi juga punya makna atau mewakili daerah tertentu, sesuai konten naskah yang sedang diusung di atas panggung,” terangnya.

Menanggapi kritik dari penulis novel “Angin”, sutradara dan penulis naskah “Puyang Leluhur” Eka Armawati merespon positif. Eka mengakui dalam garapan teaternya masih diperlukan masukan dari berbagai pihak untuk perbaikan, supaya teater di MA Patra Mandiri di masa mendatang akan bisa tampil lebih baik.

“Kami siap untuk terus berproses belajar. Anak-anak kami dan saya juga akan ikut proses latihan, tertama latihan dasar teater, sehingga ke depan kami akan lebih banyak mengetahui ilmu teater, dan bisa tampil lebih baik lagi,” paparnya, dalam perbincangan informal bersama Toton Dai Permana dan pegiat teater lain di Palembang Erwin Janim dan Yussudarson (Sonov) usai shoting di TVRI Sumsel.

Sementara itu, Ketua Fortas Sumsel Yosep Suterisno, SE., menyatakan pementasan Teater Sangsas di TVRI Sumsel ini merupakan shoting perdana.

Pekan selanjutnya Fortas akan akan menyeleksi teater sekolah lain yang sudah lolos kurasi dari Tim Fortas Sumsel.

“Ini perdana, kita shoting di TVRI Sumsel. Pekan selanjutnya masih ada lima puluhan teater sekolah yang antri, untuk dikurasi. Jadi yang akan tampil ini harus lolos kurasi Fortas Sumsel. Sebab kita punya standar yang harus sesuai dengan rambu-rambu TVRI Sumsel. Shoting perdana ini menandakan Fortas serius kerja bareng dengan TVRI Sumsel, untuk menyongsong Anugerah Teater sekolah se-Sumsel yang akan kita gelar Maret tahun depan,” imbuh jebolan Teater Leksi Palembang ini.

Yosep menambahkan, shoting ini akan berjalan sesuai jadwal. Oleh sebab itu, program yang sudah diagendakan bersama TVRI Sumsel ini tidak boleh berhenti di tengah jalan.

“Ini adalah ruang berkreasi bagi anak-anak teater di sekolah dalam jangka panjang, apalagi kita dan TVRI Sumsel sudah bersepakat mengusung program ini. Jadi ini tidak boleh berhenti. Kita akan terus berkarya,” jelasnya.

Ditanya soal data teater sekolah yang sudah masuk dalam jaringan dan mitra Fortas Sumsel, Yosep mengatakan, terhitung sejak Agustus 2022, pihaknya sudah mendata ada 50 teater sekolah di Sumsel yang sudah siap ikut serta dalam Parade dan Anugerah teater Sekolah se-Sumsel 2022.

Data ini, kata Yosep, didapatkan saat Fortas Sumsel menggelar Temu Teater di Aula TVRI Sumsel pada 1 Agustus 2022.

“Sampai hari ini, menurut data litbang kami ada lima puluh teater sekolah di Sumsel yang Insya Allah akan menjadi mitra kita bersama TVRI Sumsel, untuk menuju Anugerah Teater Sekolah tahun depan, bagi yang belum terdaftar silakan hubungi Fortas di link https://fortassumsel.blogspot.com/p/kontak-kami.html. Kita sangat terbuka,” ulasnya.(jay)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *