Cegah Banjir, PUPR Kota Palembang Ajak Warga Sinergi Awasi Pembangunan

Kabid SDA, Irigasi dan Banjir pada Dinas PUPR Kota Palembang Ir R A Marlina Sylvia, ST., M.Si., M.Sc., IPM., ASEAN.Eng/sriwijayamedia.com-ton

Sriwijayamedia.com – Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Palembang mengajak masyarakat untuk bersinergi bersama-sama mengawasi pembangunan, khususnya penimbunan, di Kota Palembang guna mencegah terjadinya banjir.

Hal itu disampaikan Kepala Bidang (Kabid) Sumber Daya Air (SDA), Irigasi dan Banjir pada Dinas PUPR Kota Palembang Ir R A Marlina Sylvia, ST., M.Si., M.Sc., IPM., ASEAN.Eng., saat menjadi narasumber pada acara forum diskusi pemuda Sumsel dengan tema “1 jam hujan, dikepung banjir, solusinya apa”, Rabu (12/10/2022).

Bacaan Lainnya

“Jika ada penimbunan, selama itu bukan di rawa konservasi diperbolehkan, asal dengan catatan menyisakan dua kutub air. Kalau untuk rawa itu sekitar 30 persen untuk pembangunan kolam retensi. Jadi walaupun nimbun bukan di rawa harus tetap disisakan untuk kolam retensi,” kata Marlina.

Menurut dia, forum ini sangat bagus sekaligus upaya Dinas PUPR mensosialisasikan aturan ke masyarakat.

Dengan adanya forum ini pula, masyarakat yang selama ini tidak tahu menjadi tahu apa saja yang telah dilakukan Pemkot Palembang.

“Ya, ketersediaan ruang harus termaktub di site plan, ketika akan mengajukan izin. Ketika tidak mengajukan izin artinya liar. Inilah yang harus diawasi masyarakat,” tuturnya.

Saat ini, pihaknya mendeteksi ada sekitar 36 bangunan liar tersebar di 8 kecamatan. Tidak menutup kemungkinan bangunan liar bertambah seiring dengan upaya penyisiran bangunan di Palembang.

“Sudah kita layangkan surat peringatan. Setiap penimbunan harus ada rekomtek, yakni menyisihkan untuk ruang air. Ayo sama-sama kita mengawasi penimbunan di sekitar kita,” terangnya.

Solusi lain mengatasi banjir, pihaknya menyiapkan pompa portable. Saat ini pihaknya sedang menghitung berapa pompa yang dibutuhkan mengatasi permasalahan banjir di Kota Palembang.

“Saat ini masih dalam penghitungan, berapa pompa yang dibutuhkan. Pompa ini dibeli di luar negeri, bukan di Indonesia,” jelasnya.(ton)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *