Dies Natalis Polsri ke 40 Diwarnai Orasi Ilmiah ‘Energi Baru Terbarukan’

Direktur Polsri Dr Ing Ahmad Taqwa menyampaikan sambutannya dalam Dies Natalis ke 40 Polsri, di Aula Polsri Bukit Besar Palembang, Selasa (27/9/2022)/sriwijayamedia.com-ton

Sriwijayamedia.com – Direktur Politeknik Negeri Sriwijaya (Polsri) Dr Ing Ahmad Taqwa membuka secara langsung acara Dies Natalis ke 40 Polsri, di Aula Polsri Bukit Besar Palembang, Selasa (27/9/2022).

Kegiatan tersebut diisi dengan orasi ilmiah dengan mengambil tema “Polsri membawa transisi energi fosil ke energi baru terbarukan menuju karbon netral 2060”.

Bacaan Lainnya

Direktur Polsri Dr Ing Ahmad Taqwa mengatakan Dies Natalis yang ke 40 ini sudah seharusnya Polsri menjalani kehidupan didalam membangun bangsa Indonesia. Yakni bagaimana Polsri menjadi garda terdepan dalam pembangunan energi baru terbarukan.

“Dalam konteks itu, kami berperan serta membangun para lulusan, menyiapkan apatis factory untuk energi baru terbarukan, dan itu yang perlu kita sampaikan kepada masyarakat, bersama-sama untuk membangun bangsa, dan membangun kehidupan lingkungan menuju kehidupan yang layak, atau karbon netral. Bahwa bumi ini akan punah lebih cepat, ketika tidak dijaga dengan baik. Dimana tahun 2060, termasuk pemerintah Indonesia mencanangkan 2025 itu 23 persen turut serta didalam karbon netral,” ungkapnya.

Dalam orasi ilmiah ini, pihaknya menghadirkan narasumber Prof Dr Ir Rusdiana Sari, M.Si., IPU., guru besar bidang energi dan lingkungan di Polsri sekaligus ketua program studi pasca sarjana di Polsri.

Dia beralasan memilih tema ini karena energi terbarukan itu memang unggulan di Polsri, yang disesuaikan dengan kearifan lokal di Provinsi Sumsel. 

“Sumsel dahulu disebut sebagai daerah lumbung energi. Dimasa Gubernur Sumsel H Herman Deru lebih lengkap lagi yakni energi yang siap pakai. Kami bahkan sudah menyiapkan sampai energi terbarukan. Satu lagi keunggulan kearifan lokal adalah Sumsel sebagai Lumbung Pangan. Jadi kami fokuskan pada energi dan pangan,” imbuhnya.

Menurut dia, sekecil apapun itu pasti setiap aktifitas menghasilkan emisi. Tapi tidak semua emisi menyebabkan peningkatan karbon. Sebab ada batasan di titik gas rumah kaca.

“Untuk tenaga pendidik mengupayakan para mahasiswa untuk melakukan penelitian-penelitian, project-project permasalahan yang ada dimasyarakat terkait energi baru terbarukan,” jelasnya.(ton)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *