Palembang, Sriwijaya Media – Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Sumsel Aufa Syahrizal membuka pelaksanaan Focus Group Discussion (FGD) dengan mengambil tema “kearifan lokal dalam permainan rakyat/olahraga tradisional”, berlangsung diruang rapat Disbudpar Sumsel, Kamis (12/5/2022).
“FGD ini adalah ruang untuk kita berdiskusi. Sekarang ini bagaimana kita menyikapi dengan kemajuan teknologi, jangan sampai kearifan lokal tersingkirkan. Apalagi generasi muda banyak di kenal sebagai generasi gadget. Mereka tidak kenal dengan permainan maupun budaya kearifan lokal,” kata Aufa.
Atas dasar itulah, pihaknya berupaya kembali mengangkat budaya-budaya lokal dan kearifan lokal dengan sebuah kegiatan.
Menurut Aufa, FGD ini sebagai wadah meminta masukan-masukan atas kearifan lokal mana yang masih bisa dipertahankan, dan dilestarikan.
Atas hadirnya Komite Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (KORMI) dan Sumsel sebagai tuan rumah untuk Pekan Olahraga Rekreasi Nasional (PORNAS) KORMI ke VI, pihaknya harus mengambil langkah mengangkat kearifan lokal.
“Untuk menuju Road to PORNAS Ke VI KORMI, kami akan membuat kegiatan. Kira-kira permainan apa saja yang ada di Sumsel ini yang bisa dilestarikan dan pertahankan. Selain itu, kita juga akan merekrut atlet untuk mengikuti ajang PORNAS berikutnya,” terangnya.
Disamping itu, pihaknya juga akan menggelar Pekan Kebudayaan Daerah (PKD) pada Juni tahun 2022 nanti yang diikuti 17 kabupaten/kota di Sumsel.
Untuk di tahun 2022 ini, pihaknya memiliki 6 cabang olahraga rekreasi, terdiri dari egra, pencak silat, gasing, sepatu trompa besar, dan sebagainya. Dimana 6 cabor ini kebetulan bagian cabor yang akan diikutkan pada PORNAS KORMI ke VI.
Sementara itu, Kabid Kebudayaan Disbudpar Sumsel Cahyo Sulistyaningsih menambahkan FGD tentang kearifan lokal dalam permainan rakyat/olahraga tradisional sebagai langkah awal menuju PKD Juni 2022.
“Ini salah satu upaya untuk menyongsong road to PORNAS. Jadi karena di PKD nanti ada yang dilombakan tentang permainan rakyat seperti egra, bakiak, bolak-balik balok, gasing, dan silat budaya. Makanya dilaksanakan FGD,” jelasnya.
Dia beralasan permainan rakyat perlu dilestarikan, karena sarat akan kearifan lokal.
“Sebenarnya kita juga ingin mengenalkan kepada anak-anak atas permainan tradisional. Dalam FGD ini, kita mendatangkan narasumber dari KPOTI Sari Sabda Bakti, Eksotika Desa Lestari Muhammad Panji Kusuma,” tegasnya.(ton)