Korsel, Sriwijaya Media – Kekurangan darah akibat Covid-19 terjadi di seluruh dunia. Bahkan, Palang Merah Amerika pada Januari 2022 menyatakan “krisis darah nasional” yang menimbulkan risiko besar bagi perawatan
pasien.
Pada bulan Maret, sebuah organisasi nirlaba Memorial Blood Centers (MBC) yang berbasis di AS menyatakan darah “darurat” karena kurangnya stok darah tipe O hanya dalam 1-2 hari pasokan dan mengimbau partisipasi public dalam satu donor darah yang bisa menyelamatkan hingga tiga nyawa.
Menurut Palang Merah, darah digunakan untuk berbagai tujuan, termasuk luka serius yang disebabkan oleh kecelakaan, prosedur pembedahan, anemia, persalinan, dan pengobatan kanker.
Tetapi, karena darah tidak dapat diproduksi secara artifisial, para ahli mengatakan bahwa satu-satunya solusi untuk suplai darah bergantung pada donor darah.
Di Korea Selatan (Korsel), bekerjasama dengan Heavenly Culture, World Peace, Restoration of Light (HWPL),
18.000 anggota Gereja Yesus Shincheonji dan HWPL berpartisipasi dalam donor darah selama dua minggu sejak 18 April lalu.
Jumlah ini tercatat sebagai kegiatan donor darah secara berkelompok yang terbesar di Tanah Air.
“Ketika dampak Omicron mencapai puncaknya, Gereja Yesus Shincheonji telah melakukan donor darah berskala besar. Itu seperti hujan di musim kemarau. Kami terkejut karena jumlah pendonor melebihi 6.000 dalam 3
hari dan lebih banyak orang berpartisipasi. Kami menghargai dedikasi mereka yang menyelamatkan jiwa,” kata Kepala Layanan Darah Palang Merah Korea Namsun Cho, Jum’at (21/5/2022).
Dia mengaku para pendonor melakukan pekerjaan yang sangat hebat dalam gerakan berbagi kehidupan. Skala ini
setara dengan satu korps tentara yang mendonorkan darahnya selama satu tahun.
Jumlah pendonor darah hampir empat kali lipat dibandingkan jumlah di hari biasa. Ini sangat membantu dalam mengatasi krisis suplai darah saat ini.
“Kami juga menghargai dedikasi anggota Gereja Yesus Shincheonji yang berpartisipasi dalam donasi plasma nasional untuk pengembangan pengobatan Covid-19 pada tahun 2020,”
terang pejabat dari Layanan Darah ini.
Di Korsel, masih kata dia, sertifikat donor darah dikeluarkan untuk pendonor darah. Sertifikat tersebut
dapat digunakan pada saat membayar transfusi darah sehingga biaya transfusi kepada pasien dapat dikurangi.
Seluruh pendonor darah dari Gereja Yesus Shincheonji dan HWPL juga menyumbangkan sertifikat mereka untuk meringankan beban keuangan pasien yang membutuhkan darah untuk berobat.
Diketahui, Gereja Yesus Shincheonji, berkantor pusat di Gwacheon, Korsel memberikan kontribusi kepada masyarakat melalui kegiatan sukarelawan termasuk plasma dan donor darah, meskipun gereja sangat menderita dari tahap awal pandemi Covid-19.
HWPL, berkantor pusat di Seoul, Korsel merupakan organisasi non-pemerintah dibawah Dewan Ekonomi dan Sosial PBB dan Departemen Komunikasi Global, tengah melaksanakan proyek perdamaian jangka waktu panjang melalui pendidikan, bantuan kemanusiaan, dan pemberdayaan pemuda berdasarkan solidaritas dengan lembaga swadaya masyarakat dan
organisasi internasional di 193 negara.(jay)