Palembang, Sriwijaya Media – Rumah Pemuda Seni dan Budaya menyelenggarakan dialog santai dengan membahas pentingnya peran pemuda terhadap kesenian dan budaya Provinsi Sumsel di era digitalisasi, berlangsung di Palembang, Sabtu (12/3/2022).
Kegiatan dialog santai mengambil tema “Meningkatkan peran pemuda dalam pengembangan seni budaya Sumsel di era digitalisasi ini menghadirkan narasumber Ketua DPP GENCAR Charma Afrianto.
“Dari diskusi dengan peserta, para mahasiswa dan pemuda kesulitan menghadapai kencangnya era globalisasi, terutama pengaruh-pengaruh asing melalui media sosial. Akibatnya budaya asing terus menggerus eksistensi dari seni dan budaya lokal,” terang Charma.
Menurut dia, sebenarnya yang membuat itu semua adalah diri sendiri, sebagai agen perubahan yang membiarkan budaya asing masuk dengan mudah menggerus budaya lokal.
Seharusnya, kata dia, penerus bangsa dapat menunjukkan eksistensi kepribadian budaya lokal ketimbang terpengaruh dengan budaya asing.
“Untuk mengantisipasi budaya asing meluas, anak muda melakukan perlawanan dengan membentuk rumah seni dan budaya yang bertujuan menjaga dan melestarikan budaya-budaya lokal,” bebernya.
Kendati demikian, dibutuhkan suatu keberanian, tekad, kekompakan dan konsistensi dalam menggerakkan budaya lokal.
Dia mengajak semua pihak, terutama Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumsel, dan pemerintah kabupaten untuk membantu generasi muda menjaga kearifan lokal.
Dia melanjutkan peran komunikasi dan informatika harus jeli dan membatasi masuknya situs-situs budaya asing berbahaya serta mengalokasikan politik anggaran daerah oleh pemerintah sebagai fasilitator.
“Pemerintah harus memainkan perannya mendorong generasi muda untuk berani berpolitik anggaran. Dengan begitu pemuda punya tempat untuk berkembang, bahkan mengembangkan seni dan budaya lokal,” jelasnya.(ton)
