Palembang, Sriwijaya Media – Siapa yang tak kenal dengan Muhammad Nasir, tokoh yang tinggal di Kota Palembang, dan duduk di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Banyuasin.
Muhammad Nasir berhasrat mencoba keberuntungan untuk maju mencalonkan diri di pemilihan kepala daerah (Pilkada) Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) yang mulai dilaksanakan pada November 2022 mendatang.
“Saat ini saya terus melakukan pendekatan dengan masyarakat Muba. Ya, sudah dimulai sejak 2,5 bulan lalu. Alhamdulillah respon masyarakat sangat baik,” aku Muhammad Nasir, ditemui disela-sela pengukuhan Ikatan Keluarga (IKA) Muba, di Palembang, Sabtu (26/3/2022).
Muhammad Nasir memberikan atensi terkait tata kelola keuangan dan tata kelola pemerintahan.
Dalam hal tata kelola keuangan, dirinya menilai cost belanja operasional relatif tinggi sehingga perlu menjadi perhatian serius.
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 71/2010 tentang standar akuntansi pemerintah, yang dinamakan belanja operasional adalah suatu kegiatan pengeluaran anggaran yang dilakukan oleh pemerintah pusat, dan pemerintah daerah untuk kegiatan sehari-hari yang nilai manfaatnya dalam jangka pendek.
“Belanja operasional itu terdiri dari belanja pegawai, baik Aparatur Sipil Negara (ASN) ataupun non ASN, dan belanja barang jasa,” terangnya.
Untuk belanja barang dan jasa digunakan kegiatan sehari-hari di perkantoran. Jika di daerah itu punya hutang, mereka harus membayar bunga hutang tersebut.
Selain itu ada belanja hibah dan belanja sosial. Hal ini menyebabkan belanja modal itu kecil sehingga dianggap tak maksimal.
“Mungkin pola kebijakan politik anggaran inilah yang akan kita lakukan kedepan jika kita mendapat amanah dari masyarakat untuk membangun Kabupaten Muba secara adil dan merata,” bebernya.
Dia mengaku sudah menjalin komunikasi dengan beberapa lembaga survei.
Dia menambahkan dirinya tidak melihat elektabilitas, tetapi melihat popularitas. Jadi popularitas tertinggi adalah mereka yang saat ini sedang berkecimpung atau sedang menjabat di Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Muba.
“Bisa dikatakan saya adalah pendatang sehingga tingkat popularitas masih sangat rendah. Tapi alhamdulillah dengan popularitas saya yang masih rendah, elektabilitas saya sudah cukup. Artinya efektifitas perjalanan saya melakukan sosialisasi ke desa, kelurahan yang ada di Kabupaten Muba dalam kurun waktu sekitar 2,5 bulan hasilnya lumayan bagus,” tegasnya.(ton)