Palembang, Sriwijaya Media – Ketua Umum (Ketum) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf melakukan peletakan batu pertama pembangunan gedung Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (PTNU) Sumsel, di Pondok Pesantren (Ponpes) Ar Rahman, Jalan Tegal Binangun Palembang, Kamis (3/3/2022).
Pada kesempatan itu juga, dilakukan penandatangan dan penyerahan surat dari Ponpes Ar Rahman ke PBNU untuk pembangunan PTNU Sumsel, disaksikan Wakil Gubernur (Wagub) Sumsel H Mawardi Yahya.
“Ditengah berbagai macam tantangan dan kendala untuk membangun negeri ini, kita masih punya orang-orang seperti ini yaitu Dewan Pembina Yayasan Ponpes Ar Rahman ini yang peduli ingin memajukan pendidikan. Beliau bukan pegawai negeri, bukan pejabat, tapi beliau bersedia untuk membantu apa yang sebetulnya menjadi tanggung jawab negara. Karena kegiatan pelayanan pendidikan untuk sesungguhnya adalah tanggung jawab negara,” ujar Ketum PBNU KH Yahya Cholil Staquf.
Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar 1945, bahkan disebut secara ekspresif dalam pembukaan UUD 1945 bahwa pemerintahan Negara Republik Indonesia dibentuk untuk memajukan kesejahteraan umum, dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
Sampai saat ini, pihaknya meyakini visi dari para pendiri bangsa ini, yaitu visi tentang masa depan peradaban yang dibutuhkan oleh seluruh umat manusia.
“Sekali lagi saya tekankan bahwa tanggung jawab mencerdaskan kehidupan bangsa itu semestinya adalah tanggung jawab negara, dalam hal ini adalah pemerintah. Beruntung sekarang ini ada orang seperti Dewan Pembina Yayasan Ar Rahman. Saya atas nama PBNU pusat sangat bersyukur karena kami dilingkungan NU punya tradisi, yaitu mengorbankan diri, menyumbangkan apa yang dimiliki demi bangsa dan negara,” terangnya.
Sementara itu, Wagub Sumsel H Mawardi Yahya menambahkan atas nama Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumsel mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada seluruh jajaran di Ponpes Ar Rahman maupun NU.
“Kami yakin bahwa Sumsel ini bagian dari perjuangan semua masyarakat. Termasuk Gubernur Sumsel H Herman Deru yang merupakan bagian dari NU. Saya kira bukan Gubernur Sumsel H Herman Deru tak peduli, karena saya tahu persis status daerah ini, antar Kotamadya Palembang dan Kabupaten Banyuasin. Insha Allah dimasukkan ke dalam Kotamadya Palembang. Ya, harus memiliki status hukum jelas,” paparnya.
Dengan hadirnya PTNU, pihaknya berharap SDM di Sumsel akan semakin berkualitas sehingga dapat membantu dalam menunjang pembangunan di Sumsel.
Terpisah, Dewan Pembina Yayasan Ponpes Ar Rahman Sukarman melanjutkan Ponpes Ar Rahman ini berdiri sejak tahun 2.000 lalu dan dilengkapi adanya pusat rehabilitasi narkoba Ar Rahman.
“Setahu saya Ar Rahman ini aset NU yang paling besar dan kebetulan pusat rehabilitasi narkoba wanita terbaik di Indonesia. Ponpes Ar Rahman ini merupakan satu-satunya yang mewadahi anak-anak sekolah korban narkoba,” jelasnya.(ton)