Aceh Singkil, Sriwijaya Media – Koperasi (KPBB) Aceh lahir dengan sebuah perjuangan tidak sama dengan koperasi-koperasi yang ada di Indonesia, termasuk di Aceh Singkil.
KPBB lahir dari sebuah persoalan kompleks antara masyarakat 22 desa dengan PT Nafasindo beberapa tahun lalu.
Hal itu disampaikan Pengawas KPBB Ust H Sairun, S.Ag., saat memberikan sambutannya dalam acara rapat terbatas ke IV KPBB, di Aula Kantor MPU Aceh Singkil, Selasa (22/2/2022).
“Saat ini KPBB sudah berusia 5 tahun. Hari ini akan kita tentukan arah KPBB. Mau dibawa kemana KPBB ini. Apakah akan ditenggelamkan atau diselamatkan. Semua ini tergantung dari nakhodanya yaitu kita sendiri,” kata Sairun.
Dia mengaku banyak terpaan menghadang KPBB. Mulai dari tudingan dugaan penggelapan dana oleh pengurus KPBB yang dilaporkan inisial SH ke Polda Aceh.
Bahkan, dirinya dan Jaminuddin dituding disuap oleh perusahaan.
“Tapi alhamdulillah perjuangan kita membuahkan hasil yaitu berhasil mengambil kembali lahan seluas 347 hektar. Jadi, berbanggalah karena inilah hasil dari perjuangan tersebut,” paparnya.
Oleh karena itu, apapun keputusan hari ini diharap bisa menjadi tonggak sejarah di masa mendatang dan menjadi satu tonggak perjuangan untuk dikenang anak cucu kedepannya.
“Saya berharap koperasi KPBB ini menjadi wadah bagi kita untuk mensejahterakan pengurus dan anggota, dan juga semaksimal mungkin memberikan kontribusi bagi masyarakat disekitarnya,” jelasnya.(maharudin)