Cegah Warga Tertipu Uskun, Ustadz Azzimam Tampil di Padang

IMG-20220217-WA0005

Padang, Sriwijaya Media – Umat Islam di Indonesia sudah tahu bahwa jika percaya dengan dunia perdukunan akan dapat terjerumus pada kesyirikan. Tapi para dukun sangat pintar membaca situasi tersebut.

Untuk tetap bisa menjalankan praktiknya, mereka menggunakan kedok sebagai ustadz. Padahal mereka uskun, ustadz dukun.

Tak ingin umat Islam di Indonesia tertipu dengan praktek para uskun, narasumber Ruqyah TRANS7 Ustadz Azzimam Aulia Ar-Rahman, Lc., menggelar pelatihan dan terapi ruqyah Syar’iyyah di berbagai Kota di Indonesia.

Untuk Kota Padang kegiatan tersebut akan dilakukan pada Sabtu, 19 Februari 2022 di Masjid Agung Nurul Iman, Jalan Imam Bonjol.

Ustadz Azzimam Aulia Ar-Rahman, Lc., saat diwawancarai pada Kamis (17/2/2022) mengatakan, pelatihan dan terapi ruqyah Syar’iyyah di Padang tersebut akan digelar dari pukul 07.30WIB – 11.15 WIB.

“Ada serangkaian acara yang akan dilakukan pada pelatihan dan terapi ruqyah Syar’iyyah tersebut. Untuk tabligh akbar, panitianya membuka kesempatan bagi masyarakat umum dengan jumlah peserta tak dibatasi,” kata Ustadz Azzimam, sapaan akrabnya ini.

Sementara untuk program terapi intensif yang akan digelar pada Ahad (20/2/2022) diperuntukkan khusus bagi mereka yang hadir dan telah mendaftarkan diri pada Sabtu (19/2/2022), terbuka untuk 15 – 20 orang saja bagi mereka yang betul-betul perlu bantuan penanganan.

“Bagi masyarakat Kota Padang dan sekitarnya yang ingin menjadi peserta acara tersebut bisa dengan menghubungi nomor kontak 082210211342,” terangnya.

Kegiatan tersebut merupakan kali ke duanya di Padang digelar oleh Ustadz Azzimam. Sebelumnya, bersama timnya ia pernah keliling Sumbar, mulai dari Payakumbuh, Solok, Bukittinggi, Padang, serta kota dan kabupaten lainnya di provinsi tersebut.

“Namun, sependek pengamatan saya ada beberapa kaum muslimin di sana yang sulit menikah karena beberapa hal, tak jarang di antara sebabnya adalah adanya gangguan bangsa jin yang menyertainya, baik gangguan jin pecinta, jin warisan dari leluhur, bahkan karena terlontar penyakit ‘ain dan juga sihir. Wallahu‘alam. Insyaallah, dengan adanya acara ini banyak jomblower menahun yang terselamatkan. Aamiin,” jelasnya.

Dia mengaku pelatihan dan terapi Ruqyah Syar’iyyah yang digelar di berbagai kota di Indonesia ini untuk menggaungkan bahwa setiap penyakit yang diujikan oleh-Nya ada solusi terbaiknya dari Allah SWT dan Rasul-Nya, yaitu Al-Qur’an dan As-Sunnah.

Menurut Ustadz Azzimam, Ruqyah Syar’iyyah adalah sebuah untaian doa yang dibacakan langsung di hadapan orang yang sakit, dan memenuhi 3 syarat yang disepakati oleh para ulama, yaitu ; setiap doanya bersumber Al-Quran dan mengandung asma dan sifat agung-Nya Allah.

“Setiap doa yang dipanjatkan dapat difahami maknanya oleh para peruqyah dan yang diruqyah, dan diyakini bahwa setiap ruqyah yang diupayakan tidak dapat memberi manfaat sedikitpun dengan sendirinya, melainkan hanya dari Allah SWT semata,” tuturnya.

Ustadz Azzimam menambahkan, manfaat Ruqyah Syar’iyyah tersebutnya sangat banyak, diantaranya menambah wawasan keilmuan yang semakin membuat seseorang sadar atas keagungan Kalam-Nya, sekaligus mendapatkan bimbingan langsung bagaimana cara berobat dengan Ruqyah Syar’iyyah yang benar, sehingga tidak ada lagi yang tertipu oleh uskun.

Selain itu, setiap peserta ditargetkan mampu menerapi dirinya sendiri dan orang lain, sehingga tidak berpangku tangan kepada peruqyah.

“Terapi Ruqyah Syar’iyyah diperlukan oleh setiap insan yang mengalami gangguan medis, non medis, dan psikis. Dampaknya tergantung dari gangguan apa yang menyerangnya. Misalnya orang yang sakit lambungnya, diobati secara medis tak terlacak penyakitnya dan tak kunjung sembuh, terlebih disertai mimpi-mimpi buruk yang berulang. Jika tidak diterapi dengan pengobatan yang sesuai syari’at dikhawatirkan akan membawanya ke dalam lembah kesyirikan. Sakit hanyalah penyakit, namun jika penyakit itu sudah mengotori aqidah dan keimanan tentu sangat berbahaya baginya di dunia dan di akhirat, wal’iyadzubillah,” ungkap pendiri Pondok Pesantren (Ponpes) Tahfidz Darul Fithrah, Ciparay, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

Ustadz Azzimam juga menjelaskan, banyak orang pergi ke perdukunan, meminta bantuan jin dengan memberikan sesembahan seperti menyembelih ayam cemani, ayam walik, kambing, kerbau, sapi demi menjemput kesembuhan.

Bahkan ada juga yang berobat dengan mandian air jampi, air rajah, tulisan-tulisan rajah di badan, merawat dan menanam jimat di rumahnya, dan tak sedikit yang dinodai kesuciannya oleh para uskun yang berkedok agama.

Padahal yang demikian terlarang, akibat ketidaktahuan mereka tertipu oleh para uskun.

Selain 3 syarat tersebut, perbedaan Ruqyah Syar’iyyah dengan ruqyah lainnya yaitu ; peruqyah Syar’iyyah tidak bisa melihat jin, menangkap jin ke botol, mentransfer penyakit ke hewan, mengobati dengan telor, jimat, wafaq, isim, thilasmun dan lain sebagainya. Di dalam terapi Ruqyah Syar’iyyah tidak ada tempat khusus, seperti ; berendam dilaut, di pertemuan tiga sungai, bertapa di gua, bersemedi telanjang bulat, dan dimandikan darah ayam, dan lain sebagainya.

Ruqyah Syar’iyyah tidak menggunakan jampian aneh, tidak ada praktik meramal, menerawang, dan tidak memfitnah keluarga, tetangga, dan siapapun.

Perbedaan lainnya yaitu Ruqyah Syar’iyyah meyakinkan pasien bahwa yang memberi kesembuhan itu adalah Allah SWT, bukan peruqyah, juga bukan dirinya sendiri, bukan obat, bukan benda bertuah seperti keris yang berkhodam, bukan pula karena batu mustika, taring babi hutan, taring macan, kulit rusa, kulit harimau, dan lainnya.

Peruqyah Syar’iyyah tidak melakukan ruqyah jarak jauh, meminta foto untuk diterawang atau dirajah dan diruqyah dengan melihat foto, juga tidak melakukan terapi dengan bantuan jin atau memasukan jin ke dalam tubuh manusia yang menjadi relawan (mediator).

Biasanya ada orang khusus disiapkan untuk praktek sesat tersebut, guna melancarkan tipuan mereka. Peruqyah Syar’iyyah juga tidak meminta pakaian dalam hingga pakaian luar yang berkeringat, air ludah, rambut,kuku, darah haid, dan lainnya.

“Para Uskun menanggap ilmu yang dimilikinya melebihi ilmu Para Wali, padahal para uskun menggunakan ilmu setan. Peruqyah Syar’iyyah tidak mengajarkan pelet, gendam, kebal sajam, dan keilmuan setan lainnya yang biasanya menyelewengkan karomah Para Wali,” aku Ustadz Azzimam.(ilang/fadhi)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *