SDR : Figur Cawapres Yang Luput Dari Kacamata Parpol

IMG_20220128_130918

Jakarta, Sriwijaya Media – Studi Demokrasi Rakyat (SDR) mencatat sejak pemilihan secara langsung yang digelar pada tahun 2004, figur capres selalu menjadi daya tarik bagi parpol pengusung pasangan capres maupun cawapres.

Lembaga survey yang muncul pada awal 2004 pun selalu mengedepankan figur capres saja. Padahal capres dan cawapres adalah pasangan yang diusung oleh parpol sesuai aturan yang dibuat oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk bisa ikut serta dalam Pilpres.

“Namanya pasangan calon tentunya tidak hanya figur capres saja yang bisa mendongkrak, tapi figur cawapres juga bisa memberikan pengaruh signifikan dalam merebut hati masyarakat dan mendulang suara publik untuk memperoleh kemenangan,” kata Direktur Eksekutif Studi Demokrasi Rakyat (SDR) Hari Purwanto, Jum’at (28/1/2022).

Menurut dia, parpol sebagai pengusung pasangan capres-cawapres semestinya tidak hanya melirik figur capres, tapi juga figur cawapres yang bisa dijadikan tolak ukur untuk mendulang perolehan suara partai.

Figur capres selalu menjadi terdepan sejak 4 periode pemilu secara langsung, publik luput bahwa figur cawapres juga bisa menjadi penentu kemenangan capresnya.

Dia mengilustrasikan ketika pemilu 2019. Figur KH Ma’ruf Amin menjadi pilihan cawapres saat itu oleh Jokowi. Hasilnya jumlah perolehan suara Jokowi-Ma’ruf capai 85.607.362 atau 55,50 persen suara.

Sedangkan perolehan suara Prabowo-Sandi sebanyak 68.650.239 atau 44,50 persen suara. Selisih suara kedua pasangan capai 16.957.123 atau 11 persen suara.

“Faktor KH Ma’ruf Amin juga tentunya menjadi salah satu pendulangan suara, dimana saat itu umat terbelah, tapi dengan kehadiran sosok cawapres dari MUI mampu mengendalikan gejolak yang ada,” terangnya

Dari situlah, masih kata dia, parpol perlu melihat sisi cawapres dapat menjadi penentu dan strategis dalam menentukan kemenangan pasangan yang diusung.

Bahkan mampu mendulang suara parpol jika parpol secara serius dan masif mendorong figur cawapres yang memilik elektabilitas dan kedekatan dengan masyarakat.

“Kompetisi 2024 yang semakin ketat dan kompetitif tentunya membutuhkan kejelian dan hitungan yang matang. Kedepan figur Cawapres menjadi faktor kemenangan dalam pesta demokrasi,” jelasnya.(irawan)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *