Kayuagung, Sriwijaya Media – Guna memitigasi Kebakaran Hutan, Kebun dan Lahan (Karhutbunlah) secara optimal, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ogan Komering Ilir (OKI) memperkuat kemitraan global melalui program Strengthening Indonesian Capacity for Anticipatory Peat Fire Management (SIAP IFM).
Pemkab bersama NGO Kemitraan Indonesia mereplikasi pola pencegahan Karhutbunlah dengan sistem klaster yang dinilai sukses di Afrika Selatan.
Program Director untuk Sustainable Governance Community Kemitraan Hasbi Berliani menyatakan pencegahan Karhutbunlah melalui sistem klaster diterapkan pada tiga wilayah di Indonesia, yaitu Pulau Pisang, Kalimantan Tengah, Pelalawan, Riau dan OKI Sumsel dengan dukungan UNEP dan USAID.
“Sistem klaster ini merupakan suatu pendekatan yang telah dilaksanakan di Afrika Selatan dan direflikasi di Indonesia,” ujar Hasbi, di Kantor Bupati OKI, Selasa (7/12/2021).
Selain pada tataran teknis koordinasi, masih kata Hasbi, saat ini Pemkab OKI bersama Kemitraan melakukan penguatan pada tiga sisi utama.
Yaitu pelembagaan (dari tingkat desa, kecamatan, kabupaten, provinsi
hingga nasional), regulasi sebagai payung hukum, hingga identifikasi terhadap sumber pendanaan.
Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) OKI H Husin, S.Pd., MM., M.Pd., mengatakan Pemkab OKI mendukung penuh penerapan pola klaster ini dalam memitigasi karhutbunlah.
“Melalui program SIAP-IFM akan memperkuat tata kelola kelembangaan pencegahan karhutbunlah berbasis pada kebijakan lokal dan memperkuat sistem informasi terpadu untuk deteksi dini cegah karhutbunlah,” terang Sekda Husin.
Selain penanganan karhutbunlah, Sekda Husin juga menawarkan kemitraan lain seperti dibidang kesehatan, pendidikan serta pemberdayaan masyarakat.
“Sejatinya kita bisa melakukan bentuk kerjasama lain untuk menguatkan kapasitas lembaga baik pendidikan, kesehatan maupun pemberdayaan masyarakat,” paparnya.
Perwakilan Kishugu (Lembaga Afrika Selatan) yang terlibat dalam program SIAP-IFM Trevor Wilson menyebut pihaknya sangat bersemangat menjadi bagian dari inisiatif pembentukan klaster pencegahan karhutbunlah di Indonesia.
“Tujuan utama klaster adalah mitigasi risiko karhutbunlah melalui pencegahan dan koordinasi pemadaman kebakaran yang tidak diinginkan dengan
cepat,” jelasnya.
Setali tiga uang, Johan Kieft dari UNEP mengapresiasi apa yang telah dihasilkan oleh Pemkab OKI dalam upaya mencegah karhutbunlah.
Menurut dia, upaya di tiga wilayah pilot sejalan dengan upaya Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dalam mencegah karhutbunlah di Indonesia.
Diketahui, salah satu kegiatan SIAP-IFM yang digelar yaitu workshop mitigasi karhutbunlah secara hibryd yang menghadirkan narasumber dari Kemenko Maritim dan Investasi, KLHK, Kementerian Pertanian, Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Workshop ini diikuti jajaran Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di OKI, TNI dan Polri, perwakilan perusahaan yang memiliki izin konsesi serta masyarakat umum.
Di hari yang sama, tim SIAP-IFM OKI mengunjungi Desa Cinta Jaya Kecamatan Pedamaran OKI. Tim berdiskusi bersama Masyarakat Peduli Api (MPA) Desa Cinta Jaya terkait mekanisme kerjasama klaster yang selama ini diterapkan di Afrika Selatan serta sosialisasi pemberdayaan kelompok masyarakat pengrajin purun di Pedamaran OKI.(luk)