Studi Banding Wawasan FKUB, Bupati Ratna Harap Percepat Pembangunan

IMG_20211118_192457

Musi Rawas, Sriwijaya Media- Bupati Musi Rawas (Mura) Hj Ratna Machmud, menghadiri kegiatan studi wawasan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), Kamis (18/11/2021).

Bupati mengatakan bukan tanpa alasan menjadikan Kabupaten Lombok Barat (Lombar) sebagai daerah tujuan studi wawasan. Lombar tercatat merupakan salah satu daerah di Indonesia dengan tingkat keragaman agama dan toleransi antar pemeluk agama yang sangat tinggi.

Bacaan Lainnya

Dalam kegiatan pertemuan FKUB Mura dan FKUB Lombar pada Rabu (17/11/2021), Bupati mengatakan tujuan studi wawasan FKUB untuk memberi bekal pengetahuan dan pemahaman bagi pengurus FKUB Mura sehingga dapat memberi pencerahan bagi masyarakat sesuai dengan kepercayaan dan keyakinan masing-masing.

“Melalui studi wawasan ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumber kekuatan sosial dalam kerukunan kehidupan umat beragama yang pada gilirannya nanti dapat diikuti serta memberi warna tersendiri dalam proses pembangunan bidang keagamaan,” jelas Bupati

Bupati berharap studi banding wawasan tersebut dapat dijadikan dasar bagi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mura dalam membuat kebijakan untuk meningkatkan kehidupan sosial, masyarakat tertib dan damai menuju masyarakat sejahtera berlandaskan kerukunan kehidupan beragama.

“Dengan studi wawasan ini, tentunya kita dapat saling berbagi, lebih mempererat tali silaturahmi dan kerjasama untuk meningkatkan peran kita dalam kerukunan umat beragama dari tingkat terkecil seperti desa, kelurahan hingga ke tingkat provinsi,” terang Bupati.

Sementara itu, Bupati Lombar Fauzan Khalid mengatakan Lombar terdiri dari 10 kecamatan, 119 desa dan 3 kelurahan dengan luas wilayah +-.1054 Km², serta tingkat keragaman agama dan toleransi antar pemeluk agama sangat tinggi.

Menurut Bupati, di Lombar terdapat peribadatan yang terkenal Demama Pura Lingsar dan Kemaliq Lingsar.

Tempat peribadatan tersebut merupakan simbol penyatuan masyarakat Sasak dengan masyarakat Bali yang berbeda agama, namun tetap toleran dan harmonis satu dengan agama lainnya.

“Ada juga tradisi yang mencerminkan kerukunan, karena upacaranya dilaksanakan pada waktu bersamaan dengan tempat berdampingan. Bagi masyarakat Sasak melaksanakan tradisi Perang Topat dan bagi umat Hindu melaksanakan upacara Odalan Pujawali,” jelasnya.(Mus)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *