GMART Ajak Pemuda Tak Terpengaruh Paham Radikalisme dan Terorisme

IMG_20211127_210056

Palembang, Sriwijaya Media – Gerakan Mahasiswa Anti Radikalisme dan Terorisme (GMART) menggelar seminar dengan mengusung tema “Semangat pemuda dalam penanggulangan radikalisme dan terorisme”, diikuti 165 peserta secara zoom dan 30 peserta secara offline, Sabtu (27/11/2021).

Diketahui, GMART merupakan gerakan yang didasari atas kepedulian mahasiswa terhadap penyebaran paham radikalisme dan terorisme di Indonesia, khususnya di Sumsel.

Hadir dalam diskusi itu antara lain Kasubdit IV Kamneg Dit Intelkam Polda Sumsel AKBP Iralinsah, SH., Dir Standardisasi Materi dan Metode Formal, Non Formal dan Informal Badan Pembinaan Ideologi Pancasila Toto purbiyanto, S.Kom., M.Ti., dan Pendiri Negara Islam Indonesia Crisis Center Ken Setiawan.

Pada kesempatan itu, Kasubdit IV Kamneg Dit Intelkam Polda Sumsel AKBP Iralinsah, SH., memaparkan apa itu radikalisme, dan bagaimana menangkalnya, agar para pemuda tidak mudah terpengaruh paham radikalisme.

“Bangsa yang kuat berasal dari kualitas generasi mudanya sebagai penerus tegaknya NKRI. Diawali dengan keteladanan, disiplin, dedikasi, serta motivasi tinggi dari generasi muda. Sejarah Indonesia sudah membuktikan betapa pentingnya peran generasi muda sebagai penentu masa depan,” ucapnya.

Pendiri Negara Islam Indonesia Crisis Center Ken Setiawan menuturkan, dampak-dampak yang ditimbulkan radikalisme seperti fobia terhadap agama, dan penanganan yang salah terhadap radikalisme sehingga menimbulkan stress depresi, bahkan kegilaan.

“Untuk mencintai Indonesia, kita harus mengerti dan paham ideologi Pancasila serta sila-sila yang terkandung di dalamnya,” bebernya.

Sementara itu, Toto Purbiyanto menjelaskan akan pentingnya menjaga NKRI dan menguatkan ideologi Pancasila serta cara mencintai Indonesia dengan, bangun, sadar, bela dan cinta.

Terpisah, Ketua GMART Ardi Pratama menuturkan, saat ini tercatat ada sekitar 50  anggota GMART.

Dia mengaku akan terus melakukan pengkaderan serta kajian tentang bahayanya paham in-toleran, radikalisme dan terorisme. Dimana pun dan kapan pun kami akan intens melakukan sosialisasi akan bahayanya paham radikal dan terorisme,” terangnya.

“Kami berharap kita semua disini dapat lebih berpikir kritis agar kita tidak mudah terpengaruh dan terjebak paham-paham radikalisme dan terorisme,” jelasnya (Ocha)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *