Palembang, Sriwijaya Media – Kepolisian Resor Kota Besar (Polrestabes) Palembang menggelar Focus Group Discusion (FGD) dengan mengangkat tema pencegahan dan penanggulangan paham radikalisme dan terorisme di wilayah Kota Palembang, di Aula Cendrawasih Polrestabes Palembang, Kamis (7/10/2021).
Hadir pada kegiatan tersebut Tim Divhumas Polri dipimpin Kabag Penum Div Humas Mabes Polri AKBP Dr Ahmad Ramadhan, SH., M.Si., MH, Kapolrestabes Palembang AKBP Irvan Prawira Satyaputra, S.Ik., M.Si., diwakili Kasat Sabhara Polrestabes Palembang AKBP Erwin Irawan, S.Ik., Kasat Intel Polrestabes Palembang Kompol M Hadi Wijaya., ST., dan Kasi Humas Polrestabes Palembang Kompol Abudani, SH., dihadiri Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, Awak Media, dan mantan narapidana teroris (napiter 2008) Abdurahman Ta’ib.
Kabag Penum Div Humas Mabes Polri AKBP Dr Ahmad Ramadhan, SH., M.Si., MH., dalam sambutannya menjelaskan tujuan kegiatan untuk meningkatkan pantauan dan kerjasama seluruh elemen masyarakat yang ada di Kota Palembang.
“Persoalan teroris bukan hanya tugas dari kepolisian, tapi juga tanggung jawab kita bersama dari pemerintah dan seluruh warga untuk mendengar dan mencari informasi,” ujar Kabag Penum Mabes Polri.
Kabag Penum Mabes Polri berpesan agar keluarga dapat mengawasi putra putri dalam menggunakan sosial media, agar tidak sampai ikut menyebarkan berita yang belum terbukti kebenarannya (hoax).
Menurut dia, teroris tidak memandang agama, teroris melakukan aktifitasnya untuk kepentingan kelompok bertujuan menyebarkan teror.
“Forum ini penting untuk di ikuti untuk menambah pemahaman tentang pencegahan dan penanggulangan paham radikal dan terorisme,” ujarnya.
Ustadz Makmun Rasyid, S.Ud., M.Ag., selaku narasumber menyampaikan virus radikalisme berwujud dalam bentuk mindset dan pola pikir, dan orang yang terpengaruh paham radikal merasa tidak bersalah dan berpaham yang di amalkan tersebut adalah yang paling benar dan tidak menerima masukan dari orang lain baik dari ajaran agama dan pemikiran.
“Ada 2 (dua) pilar dalam pencegahan Radikalisme dan terorisme, yakni pencegahan dan kemitraan. Aspek ini bisa dilakukan siapapun tidak harus BNPT dan Polri, namun membutuhkan kolaborasi didalam menjaga keutuhan NKRI. TNI Polri tidak bisa mempertahankan NKRI tanpa kolaborasi antara seluruh elemen bangsa,” papar Makmun.
Sementara itu, mantan napiter Abdurahman Ta’ib mengingatkan dan mengajak masyarakat Palembang agar tidak bergabung dengan teroris.
“Saya mengingatkan agar jangan sampai kita terpengaruh terorisme, mari kita jaga keutuhan NKRI, paham radikal dan teroris dapat merusak kehidupan dan keutuhan Bangsa kita ini,” pesannya.
Abdurahman menceritakan pengalamannya saat memasuki dunia terorisme, serta cara penyebaran paham radikal untuk sebagai acuan bersama agar dapat mencegah makin menyebarnya paham radikal tersebut.
“Saya tegaskan bahwa teroris bukan Islam, dan Islam bukanlah teroris. Mari bersama memerangi terorisme dan paham radikal yang dapat merusak kehidupan dan keutuhan Bangsa kita ini,” harapnya.(ocha)