Hadir di Surabaya, TuneLab Records Gandeng Adiba Cahya Jadi Artis Pertama

IMG_20211030_115200

Surabaya, Sriwijaya Media – Industri musik saat ini mengalami perkembangan sangat pesat. Kemajuan teknologi telekomunikasi digital memudahkan para musisi untuk berproduksi dan mendistribusikan karyanya.

Situasi ini memicu lahirnya potensi-potensi baru di dunia musik dalam kompetisi yang makin ketat untuk dapat diterima masyarakat.

Akan tetapi Indonesia sangat luas sehingga masih membutuhkan banyak penyanyi maupun grup band. Napakboemi yang bergerak di bidang label musik, manajemen artis, distribusi musik, konsultan musik, dan event organizer yang berada di Jakarta merasa perlu membangun asosiasi dengan para pegiat musik di berbagai kota di Indonesia. Salah satunya dengan TuneLab Records yang menggandeng Adiba Cahya sebagai artis pertamanya.

TuneLab Records resmi beroperasional pada Sabtu, 30 Oktober 2021 di Jalan Ketintang Timur, Surabaya, Jawa Timur (Jatim).

Adiba Cahya saat diwawancarai pada Sabtu (30/10/2021) mengatakan, sebagai seorang musisi sekaligus entertainer, ia memiliki kewajiban untuk memiliki image yang baik serta mampu berpikir dan bertindak dengan positif agar menghasilkan karya yang positif juga.

Sebagai ikon dan front face dari TuneLab Records ia menanggapinya sebagai salah satu tantangan yang harus dihadapi.

“It’s an honor, but at the same time a massive responsibility. Tapi aku tetap yakin bahwa tantangan-tantangan tersebut pasti bisa dilalui dengan pola pikir yang positif. Dimulai dari ngga takut buat melangkah, dan bisa belajar dari tantangan-tantangan tersebut. Yang pertama pastinya dimulai dari konsisten dengan tujuan, dan terus meningkatkan kualitas dalam bermusik, serta tidak mudah menyerah, karena pasti tantangannya ngga mudah,” kata Adiba Cahya.

Sebagai seorang musisi, ia berpendapat bahwa pesaing yang paling sulit dikalahkan dalam kompetisi yang paling ketat itu adalah diri sendiri, bersaing dengan ego, dan kemampuan diri sendiri. Diri sendirilah yang akan menentukan apakah akan ditingkatkan atau bermain di zona nyaman saja.

“Oleh karena itu, memenangkan kompetisi dengan diri sendiri merupakan langkah pertama sebelum melangkah ke ramainya industri musik Tanah Air kita. Jadi diri sendiri, itu yang akan aku lakukan dan terus akan aku lakukan. Di tengah keramaian itu, aku merasa bahwa menjadi diri sendiri dan berkarya dengan sepenuh hati adalah hal yang bijak untuk dilakukan agar dapat terlihat. I strongly believe that all of us deserve our own spotlight, with our own uniqueness,” tutur Adiba Cahya.

Adiba Cahya mengaku optimistis berada di bawah naungan TuneLab Records, karena ia bisa berkarya dengan bebas dan sepenuh hati, dan diberi wadah untuk berkolaborasi dan bekerjasama dengan orang-orang hebat dan luar biasa di bidang musik.

Sementara itu, Owner and Founder Napakboemi Rully Aryanto menambahkan ia dan Komsatul Muzayana dari TuneLab Records sepakat untuk jadi wadah bagi musisi di Jatim agar bisa berkarya dan mendistribusikannya sekaligus melihat potensi baru yang luar biasa yang ada di Jatim.

Rully Aryanto menegaskan, Napakboemi lebih memfokuskan diri pada proteksi karya, edukasi memasuki industri musik, dan membuka mata bahwa berkarya bisa dari mana saja.

Ini buktikan dengan Adiba Cahya, anak muda berpotensi asal Surabaya yang sebelumnya bisa bekerjasama dengan musisi besar Chossypratama tanpa harus ke Jakarta.

“Berasosiasinya Napakboemi dengan para pegiat musik di berbagai kota di Indonesia sebenarnya lebih untuk ke jaringan dan kualitas produksi yang bisa dipertanggungjawabkan. Untuk lebih mengetahui aktivitas kami di dunia musik bisa dengan mengikuti media sosial kami, https://linktr.ee/Napakboemi,” kata Rully Aryanto.(Jay/Fadhli)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *