Kurva Covid-19 Landai, Satgas OKI Tekankan Warga Tetap Disiplin Prokes 

IMG_20210923_163637

Kayuagung, Sriwijaya Media-Sekretaris Gugus Tugas (Gugas) Penanganan Covid-19 Kabupaten OKI Listiadi Martin menegaskan perkembangan kasus Covid-19 di Ogan Komering Ilir (OKI) cukup terkendali dan harus dipertahankan secara maksimal.

Bacaan Lainnya

“Tugas besar kita sekarang mempertahankan kurva yang tengah melandai ini,” ujar Listiadi, pada rapat koordinasi (rakor) analisis evaluasi penanganan Covid-19 di Kantor BPBD OKI, Kamis (23/9/2021).

Listiadi menambahkan seiring pembukaan aktivitas sosial ekonomi masyarakat yang mengabaikan protokol kesehatan (prokes) berpotensi bisa memacu gelombang ketiga, ditambah lagi kehadiran varian baru.

“Untuk itu, kita perlu sama-sama mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19 yang bisa dipicu oleh peningkatan mobilitas masyarakat. Penerapan prokes harus selalu diterapkan untuk menghindari risiko lonjakan kasus,” terangnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) OKI Iwan Setiawan, M.Kes., melalui Kepala Bidang (Kabid) Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (P2P) Dinkes OKI Mukti Uli Artha memaparkan berdasarkan hasil evaluasi Satgas Covid-19, tingkat transmisi komunitas dalam rentang waktu 1 kali masa inkubasi (dua pekan) terakhir masuk ke dalam level 1.

“Dengan penentu tingkat klasifikasi transmisi komunitas penilaian kasus konfirmasi kurang dari 20 kasus, pasien rawat inap kurang dari 5 dan kematian kurang dari 1,” papar Uli.

Jika dalam masa dua pekan bisa mempertahankan kondisi ini, masih kata Uli, OKI bisa turun dari zona kuning ke hijau.

Sementara keterisian tempat tidur di RS rujukan Covid-19 (RSUD Kayuagung) juga mengalami penurunan diangka 9 persen.

Untuk mendukung pembentukan herd immunity, jajaran Pemkab OKI, TNI dan Polri terus mengebut vaksinasi Covid-19.

“Sasaran vaksin Covid-19 mencapai 577.930 sasaran atau mencapai 60 persen jumlah penduduk untuk membentuk herd immunity” terangnya.

Selain mengejar vaksinasi, pemerintah juga memperkuat upaya penanganan pandemi dengan memperkuat deteksi dini melalui peningkatan tes epidemiologi, meningkatkan rasio kontak erat yang dilacak, dan surveilans genomik di daerah-daerah yang berpotensi mengalami lonjakan kasus.(jay)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *