Chossypratama Rilis Ulang Lagu Dewi Gita dan Ozy Syahputra Dalam Format Dolby Atmos

IMG_20210925_173225

Jakarta, Sriwijaya Media – Teknologi suara gitar Dolby Atmos pertama kali diperkenalkan oleh Dolby Laboratories pada tahun 2012. Meskipun pada awalnya teknologi audio tersebut diaplikasikan untuk bioskop, namun format audio tersebut juga memberi sensasi tersendiri ketika digunakan pada lagu.

Sebagai sejarah baru di industri musik Tanah Air, Musisi legendaris Chossypratama merilis ulang 2 karya lagunya yang berjudul Penari (Dewi Gita) dan Sungguh (Ozy Syahputra) ke dalam format Dolby Atmos 7.4.1 Surround Sound. Dua lagu tersebut menjadi lagu pop pertama di Indonesia dalam format Dolby Atmos, dirilis pada Sabtu, 25 September 2021 pada platform musik digital.

Bacaan Lainnya

“Lagu Sungguh, dan Penari adalah dua lagu popular di Indonesia. Chossypratama saat ini mulai mengerjakan karya-karya lagu popularnya untuk dijadikan Dolby Atmos,” kata Chossypratama, saat diwawancarai pada Sabtu (25/9/2021).

Chossypratama menjelaskan, Dolby Atmos merupakan immersive audio yang patentnya dimiliki oleh Dolby Laboratories. Secara awam, Dolby Atmos adalah audio yang kita dengar melalui speaker yang lebih dari 2 (stereo), dan terpasang tidak di satu planar horisontal, tapi juga ada speaker yang terpasang dari depan sampai ke belakang, serta di atas kepala pendengarnya.

Dolby Atmos 7.1.4 Surround Sound mengacu pada 7 buah speaker yang terpasang secara horisontal, 3 di depan, 2 di samping, 2 di belakang, 1 buah subwoofer yang terpasang di lantai, dan 4 buah speaker di langit-langit atas kepala.

“Surround sound bukan hanya Dolby, masih ada DTS, Franhaufer, Auro, dan lainnya. Tapi Dolby Atmos mempunyai binaural hearing yang menghasilkan surround sound, hanya dengan sebuah headphone streaming akan menjadi new norm untuk tontonan,” tuturnya.

Chossypratama mengatakan, Disney Channel saja mulai menutup semua cable servicesnya, dan bisa menonton di streaming, dan pastinya semua akan mengarah pada gadget, dan handphone.

Dengan adanya Dolby Atmos, siapapun akan bisa menonton film-film layar lebar dengan surround sound 3D melalui headphone yang bisa dinikmati siapa saja.

Dia melihat kesiapan masyarakat dalam menerima lagu dalam format Dolby Atmos dari sisi streaming gratis dan berbayar. Para penikmat lagu dari streaming berbayar akan mendengar audio dengan kualitas yang lebih baik daripada yang gratis. Secara teknis, bit rate-nya pada streaming berbayar lebih tinggi, sehingga sound-nya lebih jernih.

“Seperti format-format lagu sebelumya; pita, kaset, cd, MP3, digital streaming, adaptasi orang dalam menggunakan teknologi baru pasti butuh waktu, tapi akhirnya semua toh bergulir ke arah teknologi terkini, jadi Dolby Atmos pun akan menjadi alternatif dalam menikmati sound,” terang Chossypratama.

Dia memprediksi, stereo akan tetap bersama kita untuk waktu yang masih lama. Dolby Atmos adalah format jualan, bukan format produksi, jadi stereo saat ini masih tetap menjadi acuan bagi para musisi dalam memproduksi lagu-lagu baru. Meskipun begitu, Dolby Atmos merupakan pendamping, alternatif selain stereo.

“Jadi para komposer, musisi, masih tetap akan merekam lagunya dalam format stereo, hanya finishing-nya akan ada dua format, stereo dan Dolby Atmos. Saat ini, Dolby Atmos lebih dibuat untuk lagu-lagu yang sudah populer, dan produksi Dolby Atmos juga masih mahal, dikarenakan perangkat keras dan lunak untuk studio masih terbilang tinggi secara harga,” jelas Chossypratama.

Dolby Atmos belum jadi format utama, terutama bagi pelaku musik. Stereo tetap akan bertahan, Dolby Atmos masih tetap jadi format penyerta atau format alternatif.

“Memang saat ini baru Tidal, Amazon Music, dan Apple Music yang support Dolby Atmos. Dolby Atmos butuh bandwidth yang lebih besar dari stereo, dan kalaupun datanya di-encode, butuh algorythm yang khusus untuk decode-nya. Tapi nantinya semua Digital Service Provider juga akan melayani Dolby Atmos,” papar Chossypratama.

Di kesempatan sama, Direktur Chossy Pratama Production Rulli Aryanto menambahkan Chossy Pratama Production sudah biasa memproduksi lagu-lagu dalam format Dolby Atmos.

“Chossy Pratama Production siap melayani label musik dan manajemen artis yang ingin tanya-tanya Dolby Atmos serta memproduksikannya,” singkatnya.(Jay/dhli)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *