Keluarga Pasien Keluhkan Pelayanan RSUD Mohamad Rabain Muara Enim

IMG_20210811_211949

Muara Enim, Sriwijaya Media – Dugaan buruknya pelayanan kesehatan di RSUD Dr H Mohamad Rabain Kabupaten Muara Enim dikeluhkan keluarga pasien.

Terbukti, lambannya penanganan terhadap pasien dirasakan keluarga Leo, warga Kelurahan Air lintang, Kecamatan Muara Enim.

Dalam testimoninya, Leo mengaku  membawa ayahnya bernama Komar Haidir ke rumah sakit (RS) untuk dirawat secara intensif, pada Selasa (10/8/2021).

“Saya membawa Ayah saya sejak pukul 09 00 Wib. Tapi hingga malam hari belum ditindaklanjuti. Bahkan infus dan oksigen sampai habis belum diganti.  Padahal sudah dilaporkan ke petugas jaga,” ujar Leo, Rabu (11/8/2021).

Leo sangat menyayangkan buruknya pelayanan yang diberikan pihak RS.

Seharusnya, kata dia, setiap orang yang sakit memiliki hak untuk mendapatkan perawatan kesehatan.

“Permasalahan ini tidak cukup dengan minta maaf saja. Masak setelah diributkan dulu baru ditangani. Harusnya RS bersikap profesional dan kooperatif, bukan justru acuh terhadap pasien” terangnya.

Dia mengancam akan membawa permasalahan ini ke ranah hukum agar kedepan RS dapat membenahi managementnya.

Sementara itu, pengamat hukum Muara Enim Elvandesh menjelaskan jika di dalam Undang-undang Perlindungan Konsumen menyatakan, setiap orang berhak mendapatkan pelayanan layak tanpa diskriminatif.

Setiap orang juga berhak mendapatkan informasi yang benar dan jelas, serta setiap orang berhak untuk didengar keluhannya.

“Saya sangat menyayangkan jika masih ada kejadian seperti ini. Pada pasal 2 UU No 4/2009 tentang rumah sakit sudah dijelaskan jika penyelenggaraan RS didasarkan pada nilai kemanusiaan, keadilan, profesionalisme, perlindungan, keselamatan, persamaan hak pasien, serta mempunyai fungsi sosial. Sementara pada pasal 32 mengatur hak-hak pasien, jadi semestinya hal seperti ini tidaklah terjadi,” paparnya.

Sayangnya, saat awak media menanyakan secara langsung kendala yang terjadi ke petugas jaga, namun pihak RS memilih bungkam dan terkesan mengelak.

“Kita pindah-pindah pak, yang ngurusin orang depan. Kita aplusan, gak ada serah terima dan tidak ada pemberitahuan sebelumnya. Kita takut salah ngomong, itu urusan supervisor coba kita konfirmasikan dulu,” ucap salah satu dokter jaga yang enggan menyebutkan namanya ini. (kiki)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *