Era Pandemi, Fikri Collection Adopsi Strategi Belanja Online

IMG_20210829_173759

Palembang, Sriwijaya Media – Dimasa pandemi Covid-19 saat ini menjadi momok menakutkan bagi kalangan pengusaha, baik pengusaha berskala besar, menengah ataupun kecil. Terlebih sejak adanya penerapan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 4 di Kota Palembang.

Operasional semua usaha dibatasi. Tak ayal, implikasinya berdampak pada penurunan kuantitas pembeli hingga omset penjualan.

Bacaan Lainnya

Tak terkecuali bagi keberlangsungan usaha pengrajin tenun songket di Kota Palembang. Pembelian secara manual selama pandemi Covid-19 dengan mendatangi toko tak lagi dilakukan calon pembeli.

Kini calon pembeli lebih memilih berburu songket khas Palembang secara online.

Atas dasar itulah, Owner pengrajin tenun songket Palembang, Fikri Collection merubah strategi berjualan dari manual ke belanja online dengan memanfaatkan alat komunikasi berupa ponsel.

“Kondisi pandemi Covid-19 saat ini telah merubah tatanan kehidupan masyarakat, termasuk cara masyarakat berbelanja. Kini, saya lebih memanfaatkan waktu berkomunikasi melalui telepon dengan pembeli. Jika deal, maka songket akan dikirim ke alamat pembeli. Ya, sekarang ini sudah namanya belanja online,” kata Fikri mengawali ceritanya, saat ditemui ditempat usahanya Jalan Talang Keranggo Kelurahan 30 Ilir Kecamatan Ilir Barat II Palembang, Jum’at (27/8/2021).

Sembari menunjukkan beberapa koleksinya yang dipajang apik dan rapi didalam lemari, Fikri mengaku memiliki kiat tersendiri agar dagangannya laku keras.

Agar bisa menarik pembeli, ia berusaha memberikan spesial price, potongan harga dari 10 hingga 20 persen, menyebarkan flyer serta harus menciptakan produk-produk inovasi baru.

Ia khawatir jika tak mengeluarkan terobosan dalam marketing produk, dipastikan hasil karyanya ini tak akan diminati.

“Memang eranya sekarang ini masyarakat cenderung berbelanja secara online guna menghindari kontak langsung dan menekan penyebaran Covid-19,” ucap Fikri.

Ia mengaku sebelum adanya pandemi, rata-rata pembeli banyak datang langsung ke sini. Bahkan wisatawan dari Malaysia, Brunei Darussalam, dan dari negara tetangga lainnya juga langsung datang kesini membeli songket.

Kendati calon pembeli yang datang kesini terbatas, namun ia mengklaim tetap mengikuti anjuran pemerintah dengan menyediakan hand sanitizer, menyediakan sabun dan air mengalir, pengecekan suhu tubuh hingga menyediakan masker.

Untuk produk unggulan yang dimiliki, ia merincikan seperti songket, jumputan, souvenir, dan ada produk tambahan seperti baju, sal, peci dan dompet. Untuk songket sendiri memiliki 200 jenis motif sehingga menambah varian bagi calon pembeli untuk memilih.

Ia pun mematok harga songket terjangkau di semua kalangan. Dimulai dari harga Rp1,5 juta sampai Rp10 juta.

Begitupun untuk proses pembuatan songket, ia mengaku memakan waktu selama 3 bulan. Sementara untuk proses penenunan berdurasi sekitar 10 hari.

“Selama pandemi, produksi songket dikurangi hingga 50 persen. Termasuk pula pekerja, juga dikurangi dari kapasitas normal capai 80 pekerja. Memang selama pandemi ini kita mengurangi jumlah pekerja. Tapi jika sudah kondusif, maka kami akan kembali memperkerjakan mereka,” terang Fikri.(jay)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *