Palembang, Sriwijaya Media – Dampak pandemi Covid-19 di Kota Palembang berpengaruh terhadap penjualan unit rumah, baik perumahan segmentasi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) dan perumahan komersil.
“Dampaknya adalah menurunnya jumlah konsumen. Sebenarnya dari sisi jumlah payment masih banyak, hanya saja terbatasnya jumlah konsumen. Karena mereka dihantui dengan PHK,” kata Komisaris Utama Perusahaan Terbatas (PT) Bangun Cakra Mandiri Andi Sapura Salam, ditemui dikantornya, Rabu (14/7/2021).
Dari pihak perbankan pun, kata dia, telah mengurangi jumlah calon konsumen.
Rata-rata segmentasi konsumen rumah subsidi adalah mereka yang notabenenya seorang karyawan, dan wiraswasta kecil.
“Dari sisi bahan baku terus bergerak hingga 30 persen, sehingga kami pun merasa semakin terbebani ketika akan membangun rumah ini, karena harga rumah tidak boleh naik. Walaupun begitu, kami semua tetap bertekad membangun rumah subsidi, karena ini merupakan program pemerintah. Salah satu langkah paling mengurangi keuntungan,” ungkapnya.
Untuk rumah komersil di Jakabaring dengan harga dibawah Rp300 juta dibeberapa tahun terakhir ini memang sedikit stagnan. Namun memasuki di tahun 2021 pergerakan sales bergerak naik.
Sementara untuk rumah MBR terbilang normal. Hanya saja tersandung aturan perbankan. Calon debitur ada yang tidak memiliki tabungan hingga domisilinya bukan di Kota Palembang.
“Perumahan komersil yang kita jual ada dua type yakni 38 dan 45. Untuk type 38 dijual Rp220 juta, dan type 45 dijual Rp280 juta,” terangnya.
Sebagai pengembang rumah subsidi, pihaknya akan mewujudkan bahwa Sumsel bebas dari backlog perumahan.
“Itu pekerjaan yang sangat berat. Dengan jumlah hingga 500 ribu unit yang belum memiliki rumah, dan itu butuh waktu puluhan tahun bagi kita melaksanakannya,” tegasnya.(ton)