Palembang, Sriwijaya Media-Kapolda Sumsel Irjen Pol Prof Dr Eko Indra Heri S, MM., melalui Kabid Humas Polda Sumsel Kombes Pol Drs Supriadi, MM., mengingatkan sebentar lagi wilayah Sumsel dan sekitarnya memasuki musim kemarau yang biasanya ditandai kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Untuk menghadapi hal tersebut, perlu dilakukan tindakan pencegahan dan penanganan serius dan segera dari jajaran Polri, khususnya di Polda Sumsel sebagai bentuk dan tanggung jawab tugas dalam menghadapi karhutla di provinsi yang memiliki kawasan hutan sekitar 3,5 juta hektare itu, Sabtu (29/5/2021).
Berdasarkan data, ada 10 kabupaten dan kota yang memiliki potensi terjadinya karhutla yakni Kota Palembang, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), Ogan Ilir (OI), Ogan Komering Ilir (OKI), Muara Enim, OKU Timur, Lahat, Musi Rawas (Mura) dan Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara).
“Langkah yang diambil untuk menanggulangi karhutla adalah dengan kesiapan Polda Sumsel menggelar perlengkapan, kendaraan serta personel Satgas karhutla sehingga apabila terjadi karhutla dengan cepat dan sigap para petugas serta peralatan dinas yang sudah disiapkan sehingga dapat bergerak dengan cepat menuju lokasi kebakaran dan melakukan pemadaman api,” ucap Supriadi, MM.
Selain itu, pihaknya juga akan melakukan penyebaran maklumat larangan membakar lahan dan hutan pada musim kemarau, sosialisasi dan mitigasi bahaya karhutla di wilayah hukum Polda Sumsel untuk melakukan pencegahan dan penanggulangan karhutla.
Bukan itu saja, pihaknya juga akan bersinergi dengan BPBD Provinsi, kabupaten/kota, Babinsa dan masyarakat peduli api di masing-masing wilayah.
“Semoga upaya pencegahan dan penanggulangan karhutla dapat berjalan dengan maksimal sehingga Sumsel dapat terhindar dari bencana kabut asap yang dapat menimbulkan gangguan berbagai aktivitas dan kesehatan masyarakat,” terang AKBP Supriadi, MM.
Dia melanjutkan jumlah titik panas (hotspot) yang terdeteksi di Provinsi Sumsel mulai meningkat seiring berakhirnya musim hujan sehingga masyarakat diminta mewaspadai karhutla.
Data Dinas Kehutanan Sumsel dari pantauan satelit LAPAN mencatat jumlah hotspot sejak 1 Januari hingga 27 Mei 2021 capai 333 titik di seluruh kabupaten/kota, kecuali Kota Lubuk Linggau dan Palembang.
Jumlah hotspot pada periode 1-27 Mei 2021 capai 134 titik, lebih tinggi dibanding periode April sebanyak 122 titik, Maret 2021 (49 titik), Februari 2021 (17 titik), dan Januari 2021 (11 titik).
Kabupaten OKI paling banyak ditemukan hotspot, yakni 76 titik, disusul Muba 43 titik, Lahat 42 titik, Banyuasin 38 titik, Pali 37 titik, Mura 25 titik, dan OI 17 titik.
“Memang ada peningkatan sedikit, tapi masih aman,” kata Kepala Bidang Penanganan Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel Ansori.
Namun, salah satu hotspot di OI menimbulkan kebakaran lahan seluas dua hektare di sisi Jalan Tol Palembang-Indralaya (Palindra) Km 15 Desa Sri Banding pada Rabu malam (26/5/2021).
Kebakaran lahan tersebut berlangsung selama lima jam dan berhasil dipadamkan tim gabungan TRC BPBD OI Manggala Agni, Polres OI dan masyarakat peduli api Desa Sri Banding.
“Kebakaran terjadi di area semak belukar lahan gambut,” ujar Ansori.
Dia meminta personel satgas diminta bersiaga dan masyarakat diminta waspada dengan kondisi cuaca kering yang mulai melanda sebagian wilayah Sumsel seiring masuknya musim kemarau.(Ocha/rel)